Mataram (NTBSatu) – Setelah tiga bulan disampaikan ke publik, akhirnya program 1.000 guru bahasa Inggris yang dicanangkan Pemprov NTB menemukan titik terang. Pasalnya, sejak Januari, Dinas Dikbud NTB sebagai motor penggerak program itu masih menunggu arahan Pj. Gubernur NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi mengenai anggarannya.
Namun, kini telah dipastikan program pembinaan guru bahasa Inggris untuk membantu siswa SMA sederajat di NTB meraih beasiswa tersebut akan mulai pada tahun ajaran baru 2024/2025.
Merespons akan dimulainya program 1.000 guru bahasa Inggris itu, Dosen Bahasa Inggris FKIP Universitas Mataram (Unram), Ahmad Junaidi meminta kepada Dinas Dikbud NTB untuk mempersiapkannya secara matang dan terarah.
Sebab, dirinya percaya melalui program tersebut akan menjadi media belajar bagi warga NTB khususnya para peserta didik untuk lebih berliterasi global.
“Sehingga Dinas Dikbud NTB harus membuatkan roadmap pembelajarannya seperti apa. Karena kemampuan bahasa Inggris itu hanya satu aspek untuk pantas mendapatkan beasiswa luar negeri. Ada juga aspek kemampuan akademik dan kepemimpinan sosial,” ungkapnya kepada NTBSatu, Senin, 22 Maret 2024.
Berita Terkini:
- Hadiri Apel Kesiapan Pengamanan Pilkada, Pj. Gubernur NTB Sebut Persiapan Pilkada 2024 Sudah Mantap
- Sekda NTB Sebut Reforma Agraria Sumber Kesejahteraan Masyarakat
- Pj Gubernur NTB Ajak Masyarakat Sambut Pesta Demokrasi dengan Riang Gembira
- Ribuan TPS di NTB Masuk Kategori Rawan, Bawaslu Minta Lakukan Antisipasi
Kemudian, yang perlu menjadi perhatian dalam waktu beberapa lama pada peserta didik itu diajarkan bahasa Inggris, sehingga bisa mencapai skor TOEFL dan IELTS yang sesuai dengan standar meraih beasiswa.
“Seperti butuh 300 jam belajar intens untuk mendapatkan nilai TOEFL 500 (+/- setara B1-B2 dalam CEFR) jika berangkat dari A2 (level di atas Basic),” ujar Junaidi.
Para guru yang akan mengajarkan bahasa Inggris kepada peserta didik juga perlu dibina, agar memiliki profisiensi yang cukup dan metode mengajar yang efektif. Karena menurutnya, dua hal itu menjadi masalah di keguruan bahasa Inggris.