Tak hanya musim hujan saja, akan tetapi disertai dengan gelombang atmosfer (ekuatorial rossby dan MJO) di wilayah NTB menambah tingginya potensi pertumbuhan awan konvektif di wilayah NTB.
“Saat ini di NTB terdapat bibit siklon tropis 91S dan 94S di selatan Pulau Jawa,” kata April dalam keterangan resminya, ditulis NTBSatu, Kamis, 14 Maret 2024.
Sekedar informasi untuk pembaca NTBSatu, Siklon 91S merupakan sistem tekanan rendah di Samudera Hindia yang memiliki kecepatan angin maksimum 25 knot atau 46 km per jam dan tekanan udara minimum 1001 hPa (Hectopascal). Sementara bibit siklon tropis 94S memicu gelombang laut tinggi berkisar 1,25-2,5 meter.
Sistem ini bergerak ke arah tenggara dengan potensi untuk berkembang menjadi siklon kategori tropis sedang.
Aprilia meminta kepada masyarakat agar mewaspadai potensi terjadinya terjadinya angin kencang, hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang pada pagi hingga dini hari.
Berita Terkini:
- Kapal Rute Poto Tano – Pelabuhan Kayangan Kandas, Seluruh Penumpang Selamat
- UMP NTB Naik Jadi Rp2,6 Juta, Pj Gubernur Beraharap tak Ada PHK
- Pj Gubernur NTB Panggil Kadis Dikbud, Sebut Kabid SMK Berpotensi Dicopot
- Kabid SMK Dikbud NTB Ancam Kontraktor Sebelum Diduga Terima Pungli Rp50 Juta
“Masyarakat diimbau untuk berhati-hati dengan dampak bencana yang ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, genangan air, angin kencang, kilat atau petir, dan pohon tumbang,” ujarnya.
Tinggi gelombang yang patut diwaspadai yakni mencapai lebih dari 2 meter di Selat Lombok bagian utara dan selatan, Samudra Hindia selatan NTB, Selat Alas bagian utara dan selatan, dan Selat Sape bagian utara dan selatan. Diperkirakan cuaca ekstrem ini masih akan terjadi hingga 17 Maret 2024. (STA)