Selong (NTBSatu) – Rektor Universitas Gunung Rinjani (UGR), Basri Mulyani, turut mengomentari film “Dirty Vote” yang saat ini ramai dibahas publik.
Menurutnya, film dokumenter yang mengangkat desain kecurangan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 itu disajikan dengan begitu ilmiah.
“Ada jurnalistik dan penelitian dalam film tersebut, menurut saya film ini memenuhi syarat keilmiahan,” kata Basri, Senin, 12 Februari 2024.
Menurutnya, film tersebut tidak condong pada menjelekkan salah satu pasangan calon (Paslon) Capres-Cawapres Pemilu 2024, melainkan mengedukasi masyarakat menjelang dilaksanakannya pemilihan.
“Ada edukasi dalam film ini. Dan garis besar yang saya tangkap adalah agar kita kembali kepada rel demokrasi,” ucapnya.
Berita Terkini:
- Heboh Foto Pendaki Kibarkan Bendera Israel di Rinjani 2016, BTNGR Minta Masyarakat Bijak Sikapi Informasi
- Daftar 5 Klub dengan Nilai Pasar Tertinggi di Piala Dunia Antarklub 2025, Real Madrid Teratas
- Politisi PAN Desak Gubernur Iqbal Segera Tunjuk Plt Sekda NTB
- Cek Fakta! Patrick Kluivert Dikabarkan Mundur Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Ia pun mengatakan, bahwa produk-produk jurnalistik serupa yang digali dengan mendalam penting untuk disodorkan bagi masyarakat sebagai sarana edukasi maupun kepentingan positif lainnya.
Diketahui, film yang disutradarai Dandhy Dwi Laksono itu berisi pengungkapan instrumen kekuasaan yang digunakan dalam Pemilu kali ini.
Tiga ahli hukum tata negara ditampilkan dalam film dokumenter tersebut, yaitu Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari.
Hingga Senin, 12 Februari 2024, film tersebut masih ramai diperbincangkan warganet. Sejak diunggah di kanal YouTube Dirty Vote pada Minggu, 11 Februari 2024, film itu sudah ditonton lebih dari 5 juta kali. (MKR)