Akademisi NTB Sepakat Film “Dirty Vote” Sangat Ilmiah

Selong (NTBSatu) – Rektor Universitas Gunung Rinjani (UGR), Basri Mulyani, turut mengomentari film “Dirty Vote” yang saat ini ramai dibahas publik.
Menurutnya, film dokumenter yang mengangkat desain kecurangan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 itu disajikan dengan begitu ilmiah.
“Ada jurnalistik dan penelitian dalam film tersebut, menurut saya film ini memenuhi syarat keilmiahan,” kata Basri, Senin, 12 Februari 2024.
Menurutnya, film tersebut tidak condong pada menjelekkan salah satu pasangan calon (Paslon) Capres-Cawapres Pemilu 2024, melainkan mengedukasi masyarakat menjelang dilaksanakannya pemilihan.
“Ada edukasi dalam film ini. Dan garis besar yang saya tangkap adalah agar kita kembali kepada rel demokrasi,” ucapnya.
Berita Terkini:
- Ancaman Hutan Terakhir Kota Bima di Tengah Anggaran BTT yang Terkuras
- Peredaran Rokok Ilegal di Mataram Gunakan Modus Baru, Kenali Ciri-cirinya agar Tak tertipu
- Belajar dari Cepe Rima-Karawi’i Ri’i, Model Deep Learning Berbasis Kearifan Lokal Bima-Dompu
- Selain G30S/PKI, Simak 10 Daftar Film Perjuangan Indonesia Terbaik Sepanjang Masa
Ia pun mengatakan, bahwa produk-produk jurnalistik serupa yang digali dengan mendalam penting untuk disodorkan bagi masyarakat sebagai sarana edukasi maupun kepentingan positif lainnya.
Diketahui, film yang disutradarai Dandhy Dwi Laksono itu berisi pengungkapan instrumen kekuasaan yang digunakan dalam Pemilu kali ini.
Tiga ahli hukum tata negara ditampilkan dalam film dokumenter tersebut, yaitu Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari.
Hingga Senin, 12 Februari 2024, film tersebut masih ramai diperbincangkan warganet. Sejak diunggah di kanal YouTube Dirty Vote pada Minggu, 11 Februari 2024, film itu sudah ditonton lebih dari 5 juta kali. (MKR)