Mataram (NTBSatu) – Harga bahan pokok, terutama beras saat ini masih memberatkan masyarakat. Pasalnya, beberapa penjual mengeluhkan banyak masyarakat yang tidak jadi membeli karena harga yang semakin melonjak.
Hal tersebut dikhawatirkan berimbas terhadap lonjakan barang pokok lainnya. Menjelang perayaan hari besar seperti Imlek dan Isra’ Mi’raj, harga beras premium dalam eceran mencapai Rp16 ribu sampai Rp17 ribu per kilogram. Sedangkan, beras 25 kilogram kisaran harga Rp350 ribu sampai Rp365 ribu.
“Harga beras sekarang akan tetap naik sampai bulan puasa, karena beras dari stoknya banyak yang belum panen,” jelas Salah satu penjual beras di pasar Sindu, Cakranegara Hidayah, Selasa, 6 Februari 2024.
Hidayah menambahkan, pemicu kenaikan harga beras dikarenakan stok petani masih minim dan harus menunggu hasil panen. Sementara itu, kebutuhan terus mengalami peningkatan secara signifikan.
Bahan pokok yang naik tak hanya beras. Dirinya mengatakan, gula, bahkan telur pun masih dalam harga yang cukup tinggi.
Berita Terkini:
- BPOM Temukan Sayur Basi di Program Makan Bergizi Gratis
- Muhammadiyah Positif Kelola Tambang Eks PT Adaro Energy
- Sosok Su Ching Luh, Pendiri PT Ching Luh Pembuat Sepatu Nike yang Viral PHK Massal Karyawan
- Mahkamah Minta Bukti Gugatan Rum-Innah Dilengkapi
Secara terpisah, Pemerintah Kota Mataram melalui Dinas Perdagangan akan melakukan akan koordinasi dengan Bulog terkait naiknya harga beras yang signifikan.
Koordinasi dengan Bulog pun akan disandingkan dengan komoditas lainnya yang tersedia dan melakukan Operasi Pasar Murah (OPM)
“Harga yang bergejolak saat ini beras, gula, dan lainnya. Jika Bulog tersedia komoditasnya, mungkin itu akan kita gelar di beberapa pasar,” ujar Kepala Bidang Pengendalian Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan (Disdag) Mataram Sri Wahyunida.
Menurutnya, OPM akan dilaksanakan jika ada komoditas yang mengalami kenaikan harga seperti telur, beras, gula dan lainnya. Bulog pun sudah menggelontorkan beberapa beras ke pasar tradisional.
“Beras-beras ini juga sudah memiliki bagian sendiri, contoh pasar Kebon Roek dalam satu pekan mendapatkan jatah 20 hingga 21 ton per minggu. Kualitas beras pun yang terjangkau untuk masyarakat,” jelasnya.
Ia juga mengatakan kenaikan harga tersebut tidak ada kaitannya menjelang hari raya Imlek. Saat ini, Disdag Kota Mataram masih memprioritaskan harga telur, karena banyak masyarakat yang membuat kue dan lainnya.
“Kami juga antisipasi, jangan sampai kenaikan yang lumayan signifikan jelang ramadhan kembali meningkat, sehingga ada wacana sembari melihat situasi pasar, kita akan menggelar OPM tanggal 20 insyaallah dengan mengumpulkan distributor dari Perindag,” terangnya.
Nida menambahkan, semua komoditas masih terpenuhi, sehingga masyarakat mendapatkan harga distributor. Kegiatan bazar tersebut dilaksanakan tanggal 27, 28, 29 Februari mendatang dan dilanjutkan 5,6,7 Maret 2024. (WIL)