Mataram (NTBSatu) – Ketua Demokrat NTB Indra Jaya Usman menegaskan, serangan dari Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo dalam debat Pilpres kemarin sangat tendensius dan menjurus ke fitnah.
“Itu hanyalah serangan yang sangat tendesius. Saya pikir sangat tidak etis, ini larinya ke fitnah,” ujarnya Rabu, 10 Januari 2024.
Lebih dari itu, IJU melihat apa yang dilontarkan oleh kedua paslon itu sangat tidak objektif. Padahal kinerja Prabowo Subianto dalam lima tahun terakhir sangat memuaskan.
“Dua paslon menyerang pak Prabowo terkait dengan kinerjanya, sangat tidak merujuk pada fakta dan data,” tegasnya.
Dalam debat juga berkali-kali serangan itu dilayangkan pada soal pribadi ataupun personal dari Menteri Pertahanan itu. Menurutnya, itu sangat tidak fair.
Berita Terkini:
- Zul-Uhel Paparkan Visi Misi Sejahtera, Mendunia dan Berkah di Debat Ketiga
- Buka Debat Ketiga, Miq Iqbal Kembali Tekankan Visi Prabowo
- Akui Sudah Ada Pengalaman, Zul-Uhel Jalani Debat Pamungkas Tanpa Persiapan Khusus
- Tahukah Anda Ada Legenda Sepak Bola ASEAN yang Menolak Tawaran Real Madrid?
“Kemudian juga mengungkap soal pribadi pak Prabowo, bukanlah jadi rujukan yang benarlah. Kalau mau secara objektif kinerja pak Prabowo, saya pikir salah satu menteri Pertahanan terbaik yang dimiliki Indonesia,” paparnya.
Anies dan Ganjar berkali-kali mengkritik kinerja dari Prabowo. Padahal, kritikan itu menurutnya, sangat dangkal. Sebab persoalan Pertahanan bukan semata soal alutsista tetapi lebih dari itu.
“Kalau ada paslon yang hanya melihat sistem pertahanan itu sebatas alutsista itu salah besar, justru itu memperlihatkan bahwa kedua calon itu tidak memahami sedikitpun soal pertahanan,” pungkasnya.
Mengenai keterbukaan, IJU pun menilai Prabowo telah begitu transparan mengenai kondisi pertahanan, apalagi banyak yang tidak boleh diumbar ke publik. Tetapi, Prabowo meyakinkan publik dengan menjelaskan situasi pertahanan saat ini.
“Prabowo sudah sangat transparan menyampaikan di hadapan publik,” ucapnya.
“Bahwa yang disampaikan di dalam debat itu adalah hoaks semua oleh kedua paslon itu. Apalagi melihat saat ini tipis sekali angka untuk mencapai satu putaran, sehingga ada kepentingan dari dua paslon itu untuk menggagalkan pak Prabowo untuk mengunci satu putaran,” tandasnya. (ADH)