Mataram (NTBSatu) – Mengawali musim tanam di tahun 2024, para petani NTB harus lapang dada menerima kabar yang kurang menggembirakan. Di mana kuota pupuk subsidi yang dialokasikan pemerintah pusat ke NTB dipangkas.
Pemangkasan ini terjadi di tengah Presiden Jokowi buka-bukaan menyetujui penambahan kuota pupuk subsidi. Justru jatah untuk NTB sebagai salah satu daerah lumbung pangan nasional dikurangi.
Tahun 2024, kuota pupuk urea sebesar 130.115 ton, turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 182.848 ton. Kemudian pupuk NPK yang semula sebanyak 106.052 ton, turun menjadi 89.182 ton, dan NPK formula khusus dari 1.121 ton menjadi 153 ton.
“Memang jatah untuk NTB itu berkurang. Dulu diberikan sekitar 182.000 ton, sekarang hanya 130-an ribu ton. Tapi mereka meyakinkan, ini hanya untuk kebutuhan musim tanam pertama saja,” kata Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi NTB, Fathul Gani, pada Selasa, 2 Januari 2023.
Sebagai salah satu daerah lumbung pangan, tidak sepatutnya jatah pupuk subsidi NTB dipangkas. Namun, kata Gani, pemangkasan itu disebabkan kondisi keuangan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) yang sedang dalam tahap pembenahan.
Berita Terkini:
- Hadiri Apel Kesiapan Pengamanan Pilkada, Pj. Gubernur NTB Sebut Persiapan Pilkada 2024 Sudah Mantap
- Sekda NTB Sebut Reforma Agraria Sumber Kesejahteraan Masyarakat
- Pj Gubernur NTB Ajak Masyarakat Sambut Pesta Demokrasi dengan Riang Gembira
- Ribuan TPS di NTB Masuk Kategori Rawan, Bawaslu Minta Lakukan Antisipasi
“Kondisi keuangan, hanya itu aja ujung-ujungnya. Kondisi keuangan Kementan. Mungkin sekarang sedang pembenahan karena memang situasinya benang kusut,” jelasnya.
Mantan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi NTB itu menyampaikan, menurut informasi yang didapatkannya, jatah pupuk NTB hanya dipangkas pada musim tanam pertama saja.
Sementara untuk kebutuhan di musim tanam selanjutnya akan dipenuhi sesuai kebutuhan.
“Bila perlu nanti kita akan bersurat dengan Pak Gubernur. Berapa kebutuhan pupuk di masing-masing kabupaten dan kota. Itu yang diinput dan kita ajukan surat,” ungkapnya.
Ia mengaku, jumlah pupuk yang dialokasikan tersebut masih jauh dari kebutuhan petani di NTB. Secara keseluruhan, kebutuhan pupuk untuk petani mencapai 300.000-an ton.
“Jumlah tadi (130.115 ton) hanya untuk menyelamatkan musim tanam pertama saja dulu. Kan kita punya musim tanam 2 sampai 4,” terangnya. (MYM)