Dengan arti adat, budaya, dan kearifan lokal diberikan ruang yang sangat luas untuk membangun NTB.
“Ini bermakna pula bahwa kita harus membangaun daerah kita ini melalui satu gerakan dengan melibatkan semua stakeholder. Mulai dari pemerintahan, dunia usaha, perguruan tinggi, LSM, dan sebagainya,” katanya.
“Jadi tidak ada satupun komponen yang tidak bersedia. Oleh karenanya, ini tugas pemerintah daerah dan tugas kita semua memberikan gaung, gema yang besar pada masyarakat NTB,” tambah Sajim.
Sajim pun mengapresiasi program Jumat Salam dan Jumat Blondong yang dilaksanakan Penjabat (Pj) Gubernur NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi.
Menurutnya, program itu dapat berdampak sampai ke masyarakat desa hingga dusun. Dengan demikian, aspek pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat dapat dinikmati seluruh masyarakat NTB.
Berita Terkini:
- KPU NTB Imbau Kampus tak Berat Sebelah Izinkan Paslon Gelar Kampanye
- Pemprov NTB tak Wajibkan ASN Beli Tiket MotoGP
- Meski Unggul di Survei LSI, Miq Iqbal Tetap tak Ingin Jumawa
- Malam ini, Iqbal-Dinda Terima Curhat Anak Muda di Sumbawa
“Hal-hal semacam ini harus ditradisikan. Tidak bisa adat budaya, hanya digaungkan lewat semangat saja, harus diaktualisasi dalam bentuk nyata. Kita seluruh masyarakat Sasak harus terus melakukan pendekatan kepada tetua, tokoh-tokoh, baik pengelingsir yang lanang dan bini, kepada para pemuda dan sebagainya. Sehingga syiar pembangunan ini bisa sampai kepada mereka,” ujarnya.
Termasuk yang paling penting adalah nilai-nilai kearifan lokal, sambung Sajim, supaya bisa terpatri dalam hidup masyarakat Sasak.
“Maka itu kita harus gaungkan, gemakan, harus syiarkan kepada generasi pemuda,” pungkasnya. (JEF)