Politik

Ganjar Komentari Gimik Politik “Gemoy”: Saya Hormati Gimik Orang

Mataram (NTBSatu) – Calon Presiden Usungan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Ganjar Pranowo memberikan komentar terkait Gimik Politik “Gemoy“, Kamis, 30 November 2023.

Baca Juga: Anies dan Prabowo Bersaing Sengit Rebut Suara di NTB

Ganjar mengaku menghormati gaya politik gimik yang seperti itu.

Namun, ia tidak akan meniru gaya politik yang diketahui dipakai kampanye oleh pendukung kandidat pasangan calon nomor urut dua, Prabowo-Gibran itu.

Meskipun, gaya politik gemoy sangat digandrungi oleh pemilih muda.

“Saya menghormati gimik orang, tapi hari ini anak-anak muda mesti diedukasi,” kata Ganjar selepas menghadiri acara dialog santai bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Kantor Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta, dikutip dari Kompas.com.

Lebih lanjut, Ganjar menceritakan, tidak semua anak muda menyukai gaya politik gemoy.

Berita Terkini:

Sehingga, menurut dia, anak muda yang menyukai gimik politik gemoy sangat perlu untuk diberikan edukasi politik yang baik.

“Saya baca siapa, Mbak Okky Madasari, dia menyampaikan ‘Kami anak muda tersinggung kalau sekadar dikasih gimik, maka perlu pencerdasan edukasi politik berdasarkan apa programnya untuk anak muda,” terang Ganjar

Melansir, Kompas.com Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Dedek Prayudi mengatakan, narasi politik “gemoy” dipakai untuk menggaet milenial dan gen Z.

Dedek membagi narasi politik menjadi dua, sensasi dan esensi. Narasi “gemoy”, menurut dia, masuk dalam sensasi.

“Sensasi ini bagaimana membuat orang menoleh. Setelah orang menoleh baru kita bicarakan asta cita (program Prabowo-Gibran), politik persatuan. Gemoy ini ternyata cukup catchy untuk membuat milenial dan gen Z melirik dan menoleh,” kata Dedek di Fanta Headquarters, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 29 November 2023

Baca Juga: Relawan Bejo Tarik Dukungan Dari Ganjar-Mahfud ke Prabowo-Gibran karena Alasan Ini

Dedek tidak menampik bahwa narasi “gemoy” ini adalah gimik, begitu juga dengan paslon lain. “Kalau dibilang gimik, kami pikir semua calon punya cara untuk membuat orang menoleh ya. Kami tidak bilang slepet-slepet sarung itu gimik, jogging itu gimik, setiap orang punya cara membuat publik menoleh,” tutur Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu. (SAT)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button