Selong (NTBSatu) – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lombok Timur kembali membahas draf Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Fasilitasi Penyelenggaraan Pondok Pesantren di Lombok Timur.
Pembahasan Raperda tersebut dilakukan tim gabungan Komisi II dan Komisi III DPRD Lombok Timur, beserta Kemenag Lombok Timur, Pemda Lombok Timur, Forum Kerja Sama Pondok Pesantren (FKSPP) Lombok Timur, dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA), di kantor DPRD Lombok Timur, Senin, 11 Desember 2023.
Anggota Komisi II DPRD Lombok Timur, H Huspiani, mengatakan tujuan utama pembahasan Raperda itu bukan karena munculnya sejumlah kasus asusila di lingkup ponpes Lombok Timur. Melainkan untuk meruntuhkan ‘tembok pembatas’ antara sekolah formal negeri dengan dengan ponpes sebagai sekolah swasta.
“Dengan adanya Raperda ini, tidak ada dikotomi antara yang pondok dengan yang (naungan) Dinas Pendidikan,” kata Huspiani, Senin, 11 Desember 2023.
Di mana dengan adanya Raperda tersebut, lanjut Huspiani, warga pondok pesantren akan merasa lebih mendapatkan dukungan dari Pemkab Lombok Timur, baik secara moral maupun anggaran.
Berita Terkini:
- Sosok Mantan Panglima TNI Try Sutrisno Pengusul Wapres Gibran Diganti
- Mutasi Pejabat Ditunda, Komunikasi Elite Pemprov NTB Dipertanyakan
- Netizen Lancarkan “Serangan” setelah Mobil Damkar Diminta Bayar Parkir saat Bertugas
- Ratusan Mahasiswa Tamsis Bima Bakal Diwisuda, Ada yang Lulus Hanya 3,5 Tahun
“Raperda ini untuk memfasilitasi teman-teman yang punya pondok, punya asrama agar mereka merasa diayomi,” ucapnya.
Sementara untuk penanganan kasus asusila yang kerap terjadi di lingkungan ponpes Lombok Timur, Huspiani mengatakan hal itu diatur oleh peraturan yang berbeda, yaitu tentang perlindungan anak dan perempuan. (MKR)