“Karena apapun PDIP, dalam konteks ini, merasa parapol yang paling sakit hati ketika Pak Jokowi mendukung dan mendoakan Gibran untuk bisa maju. Karena nggak mungkin Pak Jokowi itu nggak mendukung Gibran, itu yang disampaikan oleh Puan (Ketua DPP PDIP Puan Maharani-red) loh,” jelasnya.
“Sekalipun Pak Jokowi mengatakan semua paslon akan didukung, Anies didukung, Ganjar didukung, Prabowo didukung. Tapi kan harus diakui Mas Gibran ini kan belahan hatinya Presiden. Nggak mungkin membagi pilihan politiknya ke yang lain, sudah lah itu sudah selesai terkait itu,” sambung Adi.
Adi menilai kemungkinan ini juga bergantung pada PDIP. Menurutnya, ini akan menjadi perang terbuka ketika PDIP bereaksi atas dinamika yang terjadi baru-baru ini.
“Kalau dilihat kecenderungan sekarang ini kan PDIP lebih cool, calm, dan tidak menyerang, bahkan kelihatan berbesar hati bahwa yang dilakukan Pak Jokowi yang dianggap bagian dari tanda-tanda, sebelum ada pernyataan resmi dari Pak Jokowi, bagi mereka semua baik-baik saja,” tuturnya.
Berita Terkini:
- Pendaki asal Malaysia Terpeleset di Pos II Jalur Sembalun, Alami Luka-luka dan Tidak Bisa Jalan
- Haji Mo Salurkan Bantuan kepada Korban Kebakaran di Desa Banda
- Tangis Zigi Pecah, Penantian Panjang Medali Emas Akhirnya Terwujud di PON Aceh-Sumut 2024
- Tiga ASN Pemkab Bima Diduga Ikut Deklarasi Iqbal- Dinda
“Tapi kalau kita lihat dari jauh, bukan politisi, bukan aktivis partai, ini sebenarnya tinggal tunggu waktu akan terjadi Perang Baratayuda atau Perang Bubat, atau apa lah judulnya itu. Karena ini bukan soal kalah menang, ini soal harga diri,” lanjut dia.
Namun demikian, Adi menyebut perang yang dimaksud bukan dalam konteks perang sebenarnya. Melainkan, kata dia, hanya sebatas pertaruhan harga diri.
“Kalau ditanya apakah ini akan terjadi clash antara para titan itu? Ya ini sangat potensial. Sudah jelas, sudah mendidih, cuma ditahan untuk sementara. Tinggal sangat memungkinkan. Perang Bubat yang dimaksud jangan yang mengerikan, ini soal perang harga diri saja,” imbuhnya. (SAT)