“Animo masyarakat juga luar biasa, hari pertama ramai, kedua ramai, dan sekarang lebih baik,” tandasnya.
Didi mengungkapkan alasan mengusulkan rencana penambahan hari tersebut yaitu supaya semua kelurahan yang ada di Kota Mataram tersentuh kegiatan GPM. Ia juga mengingatkan kepada Dinas Ketahanan Pangan agar mempertimbangkan pemilihan lokasi yang tepat.
“Ketepatan pemilihan lokasi sangat mempengaruhi. Alasan memilih tiga lokasi sebelumnya karena adanya pertimbangan, yaitu dekat dengan perkambungan. Sehingga masyarakat mudah menjangkau lokasinya,” ungkapnya.
Berita Terkini:
- Kapal Rute Poto Tano – Pelabuhan Kayangan Kandas, Seluruh Penumpang Selamat
- UMP NTB Naik Jadi Rp2,6 Juta, Pj Gubernur Beraharap tak Ada PHK
- Pj Gubernur NTB Panggil Kadis Dikbud, Sebut Kabid SMK Berpotensi Dicopot
- Kabid SMK Dikbud NTB Ancam Kontraktor Sebelum Diduga Terima Pungli Rp50 Juta
Selain itu Didi juga menyarankan agar masyarakat yang tergolong berpenghasilan rendah bisa menjadi prioritas utama.
“Harga barangnya lebih murah dibandingkan dengan pasar Rp2.000 sampai Rp3.000 dibandingkan dengan yang ada di pasar. Harapannya GPM ini bisa lebih tersistem. Selain itu, perlu dikaji skala yang kita butuhkan, kalau terlalu sering diadakan juga bisa berdampak negatif, dampaknya ke pedagang yang ada di pasar,” pungkasnya. (WIL)