Dalam beberapa hari terakhir, dia masih sabar menunggu oknum pejabat yang mau mundur. Namun, ia berharap tetap solid dalam dan saling merangkul untuk membawa NTB Maju Melaju.
“Saya berharap suasana kebersamaan tetap ada, saling rangkul untuk membawa NTB Maju Melaju dengan saya,” ujarnya.
Tidak hanya itu, mantan Sekretaris Daerah (Sekda) NTB itu mengungkapkan, di balik terpilihnya ia menjadi Pj Gubernur, ada juga oknum pejabat yang mendiskreditkan dirinya, dengan mengatakan akan menerapkan sistem feodalisme saat memimpin.
“Sayup-sayup saya mendengar ada juga yang mendiskreditkan saya, Gite feodal. Gite butuh dicium tangan, tidak sampai seperti itulah, biasa-biasa saja. Tidak ada cium-cium tangan, bahkan kadang saya lebih biasa-biasa saja tidak ada berlebihan,” terangnya.
Berita Terkini:
- Iqbal Pastikan Presiden Prabowo Dukung Nomor 3 di Pilgub NTB
- Debat Kedua Pilgub NTB: Rohmi Singgung Iqbal Saat Jadi Dubes Hanya Bawa Satu Bus Turis
- Zul-Uhel Tutup Debat Kedua dengan Komitmen Sejahterakan Guru dan Nakes di NTB
- Iqbal-Dinda Komitmen Hadirkan Investor dari 132 Negara ke NTB
“Saya mohon yang masih melakukan pendiskreditan saya mendengar ada yang menyebut saya akan bersikap feodalistik, entah bercium tangan dan lain sebagainya, itu tidak benar,” tambahnya.
Dalam hal ini, Miq Gite percaya adanya hukum tabur-tuai, dia yang berbuat, dia pula yang terkena akibat.
“Siapa yang menabur angin akan menuai badai,” ungkapnya.
Ia menegaskan, tidak butuh pujian dan sanjungan yang berlebihan. Pejabat diminta bekerja dengan baik dan mengakhiri karier sebagai pejabat dengan baik pula.
“Silakan kerja baik-baik saja, saya juga sudah melewati proses birokrasi yang panjang, kita sama keinginannya, ingin mengakhiri karier kita dengan husnul khatimah,” jelasnya. (MYM)