Ia menjelaskan lebih lanjut, NasDem dan Demokrat telah mencapai puncak ketegangan, sehingga diambilah opsi lain yang dinilai akan tetap mempertahankan poros Koalisi Perubahan yakni dengan menjodohkannya dengan Ketum PKB Cak Imin.
“Puncak ketegangan itu ada di tanggal 29 Agustus, perbedaan sudah tidak bisa lagi dijembatani, emang posisi NasDem jelas tidak menolak AHY, tapi tidak mau sekarang, dan posisi Demokrat kalau tidak ada yang lain deklarasikan sekarang, jadi nggak bisa ketemu,” bebernya.
Selain itu, ia pun mengatakan kenapa Cak Imin menjadi opsi lain setelah tidak bertemuanya NasDem dengan Demokrat. Ia mengatakan karena di Koalisi PKB pun, Cak Imin sedang deadlock dengan Gerindra soal penentuan Cawapres.
Berita Terkini:
- Surga Tersembunyi di Dusun Meang, tapi Dihantui Jalan Neraka
- Pemuda Dusun Meang Desak Pemda Lombok Barat Perbaiki Jalan: Jangan Hanya Wacana
- Banyak Jabatan Strategis Kosong, Sekda NTB: Mutasi Sangat Diperlukan
- Potret Buram Dusun Meang: Akses Jalan Buruk di Objek Wisata Terbaik, Warganya Merantau Jadi PMI
“Karena adanya deadlock dua koalisi baik di Gerindra-PKB maupun di koalisi saya, di situlah titik temunya,” paparnya.
Sebelum nama Cak Imin ada dipilihan, ia pun menjelaskan bahwa ada banyak nama yang tertera dalam listing nama-nama yang akan dipilihnya.
“Sebelumnya juga banyak nama, termasuk dari Golkar, dari Jawa Barat, dari Jawa Timur, banyaklah,” imbuhnya.
“Sebenarnya kalau saja tidak terjadi deadlock di masa-masa akhir itu, barangkali opsinya masih AHY,” tandasnya. (ADH)