Mataram (NTBSatu) – Meang, sebuah dusun di daerah pesisir Sekotong, Lombok Barat menjadi perbincangan di kalangan wisatawan mancanegara.
Sebab, potensi wisatanya begitu besar tetapi akses jalan menuju ke sana yang rusak menjadi penghalang utama.
Seorang tour guide lokal, Nuriadi yang telah bertahun-tahun mengantar wisatawan ke Meang mengungkapkan, tempat ini adalah mutiara tersembunyi yang belum tersentuh.
Terlebih kawasan Pantai Meang, dengan pasir putihnya yang bersih dan ombak besar menjadikannya surga bagi para peselancar.
“Pantai ini luar biasa. Ombaknya besar, airnya jernih, dan masih sangat alami. Banyak turis yang jatuh cinta dengan tempat ini, terutama mereka yang suka surfing dan diving,” ujarnya, Rabu, 29 Januari 2025.
Namun, untuk mencapai surga ini, para wisatawan harus melewati “neraka” terlebih dahulu. Yaitu jalan yang rusak parah, berlubang, dan penuh tantangan.
“Wisatawan selalu bilang, there’s heaven and hell in Meang. Mereka terpesona dengan keindahannya, tetapi terkejut dengan kondisi jalannya yang sangat buruk,” tambahnya.
Dari profesinya sebagai tour guide, Nuriadi mampu mengantongi jutaan rupiah per hari, terutama saat musim liburan.
“Dulu saya hanya mengandalkan pertanian, tetapi sekarang saya bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari pariwisata. Ini sangat membantu ekonomi keluarga saya,” katanya.
Hamparan Keindahan di Balik Jalan Rusak
Perjalanan menuju Pantai Meang sebenarnya menyajikan pemandangan yang menakjubkan. Wisatawan akan melewati hamparan sawah hijau yang luas, kemudian melintasi hektaran kebun jagung di kiri dan kanan jalan.
Namun, kondisi jalan yang rusak di Dusun Meang sering kali mengalihkan perhatian mereka dari panorama yang indah.
Nuriadi mengatakan, ada seorang wisatawan asal Jerman, Karl kaget saat pertama kali mengunjungi Meang.
“Dia tidak menyangka ada tempat seindah ini di Lombok. Tapi perjalanan ke sini sangat sulit. Kendaraan kami hampir terjebak di jalan berlumpur, dan beberapa kali kami harus turun untuk mendorong,” ungkapnya.
Meski demikian, ia tetap memilih tinggal selama seminggu di Meang.
Selain pantai, wisatawan juga tertarik dengan Bukit Meang yang menawarkan panorama spektakuler.
Dari puncaknya, terlihat lautan biru luas yang langsung berbatasan dengan Australia. Ketika matahari terbit dan terbenam, warna langit yang berubah-ubah menciptakan pemandangan dramatis yang sulit dilupakan.
“Jika mendaki bukit ini saat pagi atau sore, kita bisa lihat pemandangan yang eksotis. Laut, pulau-pulau kecil, dan garis cakrawala yang seolah tanpa batas,” ujar Nuriadi.
Di balik Pantai Meang, terdapat Pulau Sepatang yang masih sangat jarang dijamah wisatawan. Keindahannya masih terjaga, dan banyak wisatawan asing yang mulai tertarik menjelajahinya.
“Jika infrastruktur diperbaiki, bukan tidak mungkin Meang ini akan menjadi destinasi kelas dunia,” jelasnya.
Manfaatkan Potensi Wisata
Sementara itu, pemerintah daerah mengklaim, regulasi menjadi kendala utama dalam memperbaiki akses ke Dusun Meang.
“Kami harus memastikan terlebih dahulu status tanahnya. Tidak boleh ada pembangunan jalan di atas lahan yang bukan milik pemerintah,” ujar Kepala Dinas PUTR Lombok Barat, Lalu Winengan, Kamis, 30 Januari 2025.
Pernyataan ini menuai kritik dari warga yang menilai pemerintah terlalu lambat dalam bertindak.
Meski pemerintah masih terjebak dalam regulasi, warga Meang tidak tinggal diam. Mereka berusaha memanfaatkan potensi wisata yang ada untuk meningkatkan perekonomian.
Nuriadi pun mulai membangun penginapan kecil untuk wisatawan. Ia menyewakan kamar kosong milik keluarganya, dengan harga Rp300 ribu per malam saat musim liburan dan Rp150 ribu saat low season.
“Saya melihat peluang besar di sini. Banyak turis yang ingin menginap, tetapi belum ada penginapan yang layak. Jadi, saya coba memanfaatkan apa yang ada,” terangnya.
Beberapa warga lainnya juga mulai membuka usaha kecil-kecilan, seperti warung makan dan penyewaan peralatan selam.
Namun tanpa dukungan infrastruktur yang memadai, perkembangan sektor pariwisata di Meang masih berjalan lambat.
Meang kini berada di persimpangan jalan. Tetap menjadi surga tersembunyi yang sulit dijangkau atau bertransformasi menjadi destinasi kelas dunia, yang siap menyambut wisatawan dari berbagai penjuru.
Pemerintah memiliki peran kunci dalam menentukan arah masa depan Meang.
Jika akses jalan segera diperbaiki, bukan tidak mungkin kawasan ini akan berkembang pesat. Seperti destinasi wisata lain di Lombok, Gili Trawangan dan Kuta Mandalika.
“Kalau pemerintah serius, Meang bisa menjadi salah satu destinasi terbaik di Indonesia. Tapi kalau terus dibiarkan, kita akan kehilangan peluang besar,” tandas Nuriadi. (*)