“Dengan ekosistem yang ada, akan menciptakan keberanian, literasi soal film, dan yang terpenting masyarakatnya juga mau membela film karya sineas lokal. Karena dalam film itu yang terpenting adalah mau membeli karcis untuk menonton,” lanjutnya.
Terkait peningkatan kualitas film, Hendra menawarkan beberapa program dari Kemendikbudristek yang bisa diperoleh oleh sineas NTB.
“Peningkatan kualitas film itu penting banget, kita siapkan Indonesiana film, ada Kompetisi Produksi (Kompro) film juga, yang bertujuan untuk meningkatkan sineas-sineas di Indonesia,” terangnya.
Berita Terkini:
- Gubernur NTB Iqbal Curhat BUMD Sedang Tidak Baik-baik Saja, Sebut Petinggi Banyak Diisi Orang “Titipan”
- Dugaan Fraud di BRI Unit Bolo Diusut Kejari Bima
- Pendaftar Seleksi Calon Pengurus Bank NTB Syariah Sudah 98 Orang
- Mei 2025 Bertabur Libur, Ini Tanggalnya!
Selain itu, pihaknya juga memiliki laboratorium perfilman yang dapat membantu sineas di Indonesia. “Ada Laboratorium Torino, IDOCLAB untuk film dokumenter, dan kerja sama dengan Jakarta film week juga untuk yang Festival Film Busan. Laboratorium perfilman ini sangat membantu bagi para sineas,” tambahnya.
Tidak hanya tawaran program, pihaknya juga terus mendorong agar setiap daerah memiliki festival filmnya sendiri.
“Kalau di Lombok saya belum tahu saya apakah sudah ada atau tidak, tetapi yang di Sumbawa sekarang lagi naik daun. Di Sumbawa itu komunitas filmnya tumbuh, jadi kita dorong terus dan perkuat,” tegasnya.
Sebab, komitmen teman-teman sineas di lokal, ujarnya, harus ditumbuhkan. “Yang merasa sineas juga harus berjuang, agar bisa jadi jaringan nasional. Jangan di lokal saja,” tuturnya. (JEF)
