Mataram (NTBSatu) – Mata uang Garuda di pasar spot melemah 0,30 persen atau 48,50 poin ke level Rp16.129 per dolar AS pada Selasa, 14 Mei 2024,
Setali tiga uang dengan Rupiah, perlemahan juga terjadi pada beberapa mata uang Asia, yang cenderung tertekan terhadap dolar AS, yang terpantau menguat tipis 0,06 persen ke level 105,160 pada pembukaan perdagangan pagi tadi.
Won Korea mencatatkan pelemahan 0,07 persen dan Yen Jepang sebesar 0,15 persen. Sementara itu, Ringgit Malaysia, Peso Filipina, serta Baht Thailand kompak melemah masing-masing 0,08 persen, 0,03 persen dan 0,02 persen.
Mata uang Garuda tersebut sempat menyentuh level terkuat sepanjang tahun berjalan di Rp15.390 per dolar AS pada penutupan perdagangan 1 Januari 2024 dan Rp15.465 per dolar AS pada 2 Januari 2024. Sementara level terlemah ditembus pada perdagangan 30 April 2024 di level Rp16.255 per dolar AS.
Adapun pada hari ini, kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 0,02 persen menjadi Rp16.085 per dolar AS dari patokan kurs tengah sebelumnya di Rp16.081 per dolar AS.
Pada perdagangan hari ini, rupiah diperkirakan akan berada di kisaran 16.050 per dolar AS sampai dengan 16.150 per dolar AS karena investor cenderung menunggu rilis data inflasi AS besok.
Berita Terkini:
- Polda NTB Dua Kali Bujuk Keluarga Nurhadi untuk Autopsi
- Wamen Komdigi: Badai PHK Industri Media Terus Berlanjut
- Coaching Clinic Bersama PS TAMSIS, “Penjas Berbagi” untuk Sepak Bola Langgudu
- Wisatawan Malaysia Terjatuh di Jalur Torean Gunung Rinjani
- LIPSUS – Kolam Maut Brigadir Nurhadi
Di sisi lain, BI pada awal pekan ini merilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia pada April yang tercatat sebesar 127,7. Nilai ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya di level 123,8. Penguatan tersebut ditopang oleh kenaikan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). Nilai dasar dari IKK adalah 100, angka di atas 100 menunjukan masyarakat masih optimis terhadap kondisi ekonomi saat ini.
Sementara survei Penjualan Eceran Maret 2024 yang dirilis oleh Bank Indonesia hari ini, dari data tersebut dapat memberikan gambaran tentang tren daya beli konsumen. Mengulik pada Februari lalu, data penjualan ritel tercatat naik 6,4 persen didorong oleh kegiatan pemilu dan persiapan ramadan pada Maret-April.
Indeks Penjualan Eceran Riil pada Maret tercatat tumbuh 9,9 persen dibanding Februari dan naik 9,3 persen secara tahunan. Penjualan eceran pada Maret melonjak terutama di sektor pakaian yang naik hingga 26,6 persen, disusul oleh penjualan alat informasi dan telekomunikasi 15,9 persen, penjualan suku cadang dan aksesori 10,8 persen dan penjualan makanan minuman yang naik 9,7 persen selama bulan lalu. (STA)