“Yang buat saya sakit, kawan saya sudah tidak ada dia lagi, sampai sekarang juga ada yang cacat. Mungkin saya tersenyum saja sekarang ini saya berdosa, tidak berhak rasanya, sedangkan kawan saya hilang dan cacat,” katanya.
Diskusi juga dihadiri saksi sejarah lainnya, akademisi Dr. Widodo Dwi Putri dan Jurnalis senior Adhar Hakim.
Acara dihadiri sejumlah pengurus, Caleg dan simpatisan PDI-P Kota Mataram maupun perwakilan DPD Provinsi NTB. (ADH)
Baca Juga :