Karena itu, Wakil Ketua Bapemperda DPRD NTB itu menegaskan bahwa perlu ada klarifikasi dari aparat kepolisian. Utamanya, Polres Lombok Barat (Lobar).
Sebab, dalam video yang viral tersebut terkesan aparat kepolisian membiarkan warga melakukan aksi biadab pada kader PDIP di Kecamatan Sekotong.
Akibatnya, kini S yang juga menjabat Ketua PAC PDIP Kecamatan Sekotong masih dirawat intensif di RSUD Lobar, lantaran di sekujur tubuhnya mengalami luka lebam akibat pemukulan oleh massa aksi tersebut.
Baca Juga:
- Jaksa Lawan Putusan Hakim, Tak Terima Bos PT GNE dan PT BAL Divonis Ringan
- WN Italia Dilaporkan ke Imigrasi Gegara Tipu dan Umpat Masyarakat Lombok Utara
- LGBT Penyumbang Kasus HIV/AIDS Terbanyak di Lombok Timur, Pentingnya Kemauan Berobat
- Pasien BPJS Lombok Timur Keluhkan Kekosongan Obat di Puskesmas
“Kami minta Kapolres Lobar gentel untuk mempertanggung jawabkan atau menarik omongannya yang mengatakan bahwa kader kami adalah diduga pelaku pemerkosa anaknya. Padahal, kasus ini masih dalam proses Lidik dan belum taraf penyidikan tapi kok berani mengatakan S adalah pelakunya,” jelas Nuna meradang.
Lebih lanjut Anggota DPRD Provinsi NTB itu, mengatakan pernyataan Kapolres Lobar telah membuat penggiringan opini yang tidak baik pada partai PDIP.
Sebab, akibat penyataan itu, masyarakat sudah mengkaitkan PDIP sebagai partai yang enggak-enggak. Sehingga berdampak pada elektoral partai yang terganggu dan merugikan menjelang perhelatan Pemilu 2024.