Mataram (NTB Satu) – Pemprov NTB terus berupaya untuk meningkatkan jumlah posyandu mandiri.
Hal tersebut disampaikan Sub Koordinator Pelayanan Kesehatan Bappeda NTB, Denny Apriyanto kala ikut Webinar Online Sosialisasi Aksi Cegah Stunting.
Webinar tersebut bertema “Mencari Terobosan Percepatan Penurunan Stunting di Daerah untuk Capai Target 14 Persen di 2024”, Selasa, 20 Juni 2023.
Pada 2021, jumlah posyandu mandiri mencapai 10,6 persen. Kemudian, pada 2022, meningkat drastis, yaitu mencapai 73,3 persen.
Baca Juga:
- Anggota DPR RI Soroti Potensi Pariwisata NTB yang “Tertidur”: Harusnya Bisa Menandingi Bali
- FOMO Bahas PHK Massal Kompas Gramedia Group, Efesiensi Jadi Salah Satu Penyebab
- Riwayat Marsinah, Dibunuh saat Era Orde Baru, Kini Didukung Prabowo jadi Pahlawan Nasional dari Kalangan Buruh
- Seorang Jemaah Calon Haji Asal Lombok Barat Batal Berangkat Gegara Hamil Muda
Kemudian pada 2022, peningkatan juga terjadi pada posyandu aktif, yaitu mencapai 92,9 persen.
“Kami mengharapkan pada 2023, persentasenya mencapai 100 persen,” ujar Denny, Selasa, 20 Juni 2023.
Pemprov NTB juga melakukan pemantauan setiap pertumbuhan balita dengan melihat status gizi, menganalisis data melalui e-PPGBM.
Kemudian, terdapat skema dengan cara melakukan aksi desiminasi sosialisasi advokasi untuk menguatkan intervensi spesifik, sensitif, dan perencanaan program.
“Kami menargetkan jumlah stunting di NTB terus turun. Sehingga, pada akhirnya, target Presiden Joko Widodo dapat tercapai pada 2024, yaitu mencapai 14 persen,” tandas Denny. (GSR)