Daerah NTBPariwisata

Anggota DPR RI Soroti Potensi Pariwisata NTB yang “Tertidur”: Harusnya Bisa Menandingi Bali

Mataram (NTBSatu)Komisi VII DPR RI yang membidangi urusan Perindustrian, UMKM, Ekonomi Kreatif, Pariwisata, dan Sarana Publikasi, soroti potensi pariwisata di NTB yang belum dikelola secara optimal.

Menurut Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono, keberadaan pariwisata di NTB, lebih khususnya Lombok tidak kalah potensinya untuk menandingi wisata di Bali.

“NTB, Lombok khususnya punya potensi pariwisata namun masih seperti tersembunyi,” kata Bambang di Lombok Barat, Kamis, 1 Mei 2025.

Politisi Partai Gerindra ini menuturkan, wisata di Lombok alangkah baiknya dikembangkan dengan basis budaya dan alam.

Menurutnya, dua hal itu bisa menjadi ciri khas sektor pariwisata di NTB.

IKLAN

Misalnya, keberadaan wisata Taman Narmada, Lombok Barat. Bambang mendorong penguatan aspek budaya sebagai strategi untuk mengangkat daya tarik wisata Taman Narmada.

Konsep budaya lokal seperti sendratari, upacara adat, dan pertunjukan seni bisa menjadi magnet bagi wisatawan mancanegara. Seperti halnya yang telah sukses diterapkan di Bali.

Ia mencontohkan, wisata yang menyuguhkan Tari Kecak di Uluwatu, Bali yang berhasil menarik ribuan wisatawan mancanegara (wisman) dalam sehari ke daerahnya.

IKLAN

“Sekitar 1.500 pengunjung dalam sehari yang datang nonton Tari Kecak. Berarti satu bulannya bisa 3 juta turis yang nonton Tari Kecak,” ujarnya.

Lombok, lanjut Bambang, seharusnya bisa melakukan hal yang sama. Mengingat potensi pariwisata dan kekayaan budayanya yang tak kalah dari Bali. 

Untuk itu, pria kelahiran Balikpapan ini menyarankan agar pertunjukan budaya seperti sendratari atau legenda-legenda lokal bisa digelar rutin, misalnya tiga hingga lima kali dalam seminggu.

Ia meyakini, pertunjukan seperti itu mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, sekaligus menghidupkan kembali identitas budaya Lombok di mata dunia.

“Bayangkan, Lombok ini sudah masuk destinasi favorit. Tapi jumlah kunjungan wisatawan mancanegaranya masih sekitar 450 ribu per tahunnya. Kalah dengan Pulau Penang, Malaysia, yang secara alam dan budaya tidak seindah Lombok, tapi bisa menarik 6,5 juta turis per tahun,” ungkapnya.

IKLAN

“Demikian di Denmark, padahal hanya memiliki situs putri duyung, tapi hampir mendatangkan 3 juta wisatawan setiap tahun,” tambahnya.

Bukan karena Tiket Pesawat Mahal

Banyak yang mengaitkan, sedikitnya jumlah kunjungan wisatawan ke Lombok karena harga tiket pesawat mahal.

Sebenarnya, kata Bambang, harga tiket pesawat menuju ke Lombok terbilang relatif murah. Misalnya, dari Surabaya ke Lombok Rp600.000. Kemudian, Jakarta – Lombok sekitar Rp800.000 – Rp1 juta.

“Cuman yang mahal adalah integrasi transportasi daratnya. Di mana begitu sampai di Bandara mereka (pengunjung) tidak bisa naik bis menuju ke Kota. Mereka naik taksi,” jelasnya.

“Tarif naik taksi sudah mendekati Rp300.000, Kalau pulang pergi Rp600.000,” sambungnya.

Belum lagi ketika ingin mengunjungi situs-situs bersejarah atau tempat wisata alam lainnya, seperti Sembalun, tentu memerlukan biaya yang lebih mahal lagi hanya untuk transportasinya.

“Bisa kita bayangkan berapa biayanya,” ucapnya.

Hal ini berbeda jauh ketika mengelilingi Penang, Malaysia. Di mana biaya transportasi publiknya hampir mendakati nol rupiah atau gratis. Sehingga, semuanya mudah menjagkaunya dan turis menjadi senang.

“Coba kita lakukan itu dengan harga murah. Pasti akan ramai wisata Lombok,” terang Bambang.

Ia menegaskan, minimnya kunjungan wisatawan ke Lombok, permasalahanya bukan hanya tiket pesawat. Namun juga konektivitas daratnya yang masih memble. Sehingga masyarakat terpaksa menggunakan kendaraan pribadi ataupun sewa kendaraan.

“Jangan kita salahkan transportasi udaranya. Sedangkan transportasi daratnya jauh lebih mahal. Sementara di negara lain transportasi daratnya jauh lebih murah. Bisa sampai seperseratus dari harga tiket pesawat. Ini tidak boleh terjadi di Lombok. Dan kita harapkan Lombok menjadi destinasi favorite dunia,” pungkas Bambang. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button