ADVERTORIAL

Bank Sampah UNU NTB Fokus Olah Sampah Plastik

Mataram (NTB Satu) – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) NTB telah melaksanakan Gebyar Pilah Sampah. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang ada di NTB.

Selain itu, Gebyar Pilah Sampah turut mengajak beberapa elemen masyarakat untuk berpartisipasi. Salah satunya adalah Bank Sampah Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB.

Pengelola Bank Sampah UNU NTB, Aditya Prayitna mengatakan, komunitasnya terbentuk pada tahun 2019. Sebab, Adit bersama rekan-rekan merasa prihatin atas permasalahan sampah yang terdapat di UNU NTB.

“Kami sangat memprihatinkan kondisi sampah yang ada di Kantin UNU NTB. Kemudian, kami bekerjasama dengan Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, UNU NTB untuk membentuk bank sampah,” ujar Aditya, Senin, 13 Maret 2023.

Setelah berkumpul dan melakukan diskusi, Aditya dan rekan-rekan membentuk Bank Sampah UNU NTB. Sampai saat ini, Aditya dan rekan-rekan fokus mengelola sampah yang berada di lingkungan UNU NTB.

Bank Sampah UNU NTB fokus mengolah sampah berupa limbah botol plastik, dan lain-lain. Untuk limbah botol plastik, Bank Sampah UNU NTB telah melaksanakan proses daur ulang demi membuat kerajinan.

IKLAN

Sedangkan, untuk plastik yang tidak dapat terdaur ulang, Bank Sampah UNU NTB merakitnya menjadi eco-brick. Bank Sampah UNU NTB tidak menargetkan jumlah produksi hasil olahan sampah.

“Kami hanya membuatkan hasil olahan sampah apabila terdapat pesanan. Kami tidak menargetkan hasil penjualan,” terang Aditya.

Bank Sampah UNU NTB memiliki program yang berorientasi pada pembayaran kuliah menggunakan sampah. Selain mahasiswa asal UNU NTB, Aditya dan rekan-rekan memiliki nasabah yang berasal dari luar kampus.

Menurut Aditya, pegiat lingkungan di NTB hanya fokus untuk menghasilkan produk. Namun lupa untuk mengedukasi masyarakat setempat soal tata kelola sampah.

“Kami menyarankan untuk memikirkan bersama soal solusi agar meminimalisir volume sampah yang ada di NTB. Kami berharap agar pegiat lingkungan tidak selalu berbicara soal benefit, melainkan edukasi kepada masyarakat soal tata kelola sampah,” jelas Aditya.

Aditya berharap agar Dinas LHK NTB membuat berbagai program untuk pengelolaan sampah, bukan hanya satu atau dua kegiatan. Bank Sampah UNU NTB menyarankan untuk membuat kegiatan-kegiatan pengelolaan sampah di desa-desa terpencil.

Sebab, masyarakat awam di desa-desa terpencil masih kerap membuang sampah sembarangan.

“Semoga, masyarakat NTB makin bergerak maju untuk mengatasi permasalahan lingkungan. Saya juga berharap pemerintah makin banyak membantu untuk menangani permasalahan lingkungan di NTB,” tandas Aditya.

Sementara itu, Kepala Dinas LHK NTB, Julmansyah mengatakan, Gebyar Pilah Sampah adalah edukasi untuk menguatkan pikiran tata kelola soal sampah yang dapat membuat NTB Bebas Emisi pada tahun 2050 makin nyata untuk diraih.

Selain itu, Gebyar Pilah Sampah adalah acara yang melibatkan pengunjung dalam skala yang banyak. Gelaran tersebut hendak memperlihatkan soal betapa beragamnya praktik-praktik pengelolaan sampah yang dapat menjadi strategi menyukseskan NTB Zero Waste.

“Di dalam acara ini, ada 40 pihak yang terlibat, yaitu komunitas, sekolah, dan kelompok yang memiliki strategi tersendiri untuk mengelola sampah di tempatnya masing-masing. Saya melihat bahwa 40 pihak tersebut telah dapat menjadikan sampah sebagai sumber daya utama untuk mencukupi kehidupan,” ungkap Julmansyah.

Julmansyah memilih banyak jenis tata kelola sampah agar masyarakat yang hadir dapat melihat dan meniru aneka jenis pengelolaan sampah yang ada di dalam Gebyar Pilah Sampah. Ia mengharapkan agar spirit mengenai sampah adalah sumber daya dapat ditularkan kepada masyarakat luas.

Disinggung mengenai keterlibatan siswa-siswi di Gebyar Pilah Sampah, Julmansyah menjawab, siswa-siswi yang hadir di dalam Gebyar Pilah Sampah kelak akan menjadi dewasa. Dengan pengetahuan yang benar soal tata kelola sampah, maka siswa-siswi tersebut akan menjadi orang tua yang dapat mengajarkan soal penanganan sampah yang baik di masa depan. Dinas LHK NTB telah mengarahkan agar siswa-siswi di NTB dapat bermitra dengan Bank Sampah yang ada di sekitar sekolahnya.

“Kami mengharapkan agar gerakan pemilahan sampah berbasis sekolah dapat menjadi hal yang baik dan ditiru oleh masyarakat NTB. Dengan melibatkan 3000 siswa-siswi, saya mengharapkan gaung dari Gebyar Pilah Sampah dapat menyebar hingga ke daerah yang paling jauh di NTB, atau daerah-daerah yang belum data mengikuti acara,” pungkas Julmansyah. (GSR)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button