Mataram (NTB Satu) – Untuk mengatasi permasalahan sampah, seluruh pihak terus mencari dan menyiapkan berbagai strategi yang tepat dan relevan. Salah satunya adalah NTB Zero Waste milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB.
Untuk menyokong kesadaran masyarakat akan sampah, Vibe Center Indonesia yang bekerjasama dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB, menggelar pameran seni rupa bertajuk “A Tale of Nature and Trash” yang termaktub dalam Trash Festival and Art Exhibition (TFAE) di Museum Negeri NTB, sejak 15 hingga 24 Oktober 2022.
Chief Executive Officer Vibe Center Indonesia, Martina Susanti mengatakan, NTB sebagai daerah tujuan wisata dunia, sehingga ia melihat bahwa program NTB Zero Waste menjadi target daerah yang sangat penting pada tahun 2023 mendatang. Untuk menjawab persoalan sampah, NTB telah memiliki banyak komunitas yang sama-sama bergerak melakukan inovasi dalam menyukseskan NTB Zero Waste pada tahun 2023 mendatang. Sejak Januari tahun 2021, pengelolaan sampah di NTB meningkat menjadi 40 persen lantaran NTB telah menjadi rumah bagi 371 bank sampah komunitas yang tersebar di berbagai daerah.
“Sedangkan, Trash Festival and Art Exhibition (TFAE) merupakan kegiatan puncak dari seluruh rangkaian kegiatan kami dengan berbagai kawan. Pada TFAE, kami fokus memberikan memberikan penghargaan kepada para pahlawan sampah muda yang berinovasi dalam karya seni, baik dalam bentuk seni rupa, fotografi, musik, dan video,” ungkap Susanti kepada NTB Satu, Sabtu, 15 Oktober 2022.
Dalam pameran kali ini, Susanti dan sejumlah rekan menghadirkan nuansa alam, sampah, dan gerakan perubahan. Oleh karena itu, ia mengambil tema “A Tale of Nature and Trash“. Pameran tersebut merupakan perhelatan yang ingin mengajak masyarakat agar dapat memaknai kisah-kisah, serta perpaduan romantis antara alam dan sampah yang sejatinya memang tidak pernah terpisahkan.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Pengendalian Pencemaran Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB, Firmansyah yang turut membuka pameran tersebut mengatakan, Trash Festival and Art Exhibition merupakan acara yang sangat luar biasa lantaran melibatkan peserta dari segala jenis usia, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa.
Dari acara ini, ia dapat melihat semangat dan konsep zero waste makin banyak diperhatikan oleh orang-orang. Menurut Firmansyah, zero waste merupakan tata cara membangun sistem dan ekosistem, inovasi, dan skema edukasi.
“Zero waste dapat dijadikan gerakan bersama kemudian Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB bertindak sebagai fasilitator. Kami sangat mengapresiasi gerakan yang dibuat dalam acara ini,” ujar Firmansyah.
Dalam pameran, Firmansyah menyaksikan bahwa urusan sampah dapat menjadi gerakan bersama yang sangat penting untuk seluruh elemen masyarakat. Oleh karena itu, ia menekankan agar sampah harus terus dibicarakan agar menjadi diskursus di tengah masyarakat. Hal tersebut dapat membuat kesadaran masyarakat soal sampah akan makin meningkat.
“Sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan seluruh elemen masyarakat,” terang Firmansyah.
Dari pantauan NTB Satu di lokasi pameran, terdapat beberapa instalasi yang dibuat dari bahan dasar sampah. Instalasi tersebut dapat menjadi petanda bahwa sampah memiliki kemungkinan untuk dikelola menjadi sebuah karya seni. Kemudian, terdapat peluang bahwa berbagai instalasi dari bahan dasar sampah tersebut akan diedarkan dan dijual kepada masyarakat umum.
“Seperti yang kerap saya sampaikan pada kesempatan sebelum-sebelumnya, sampah bukanlah residu melainkan sumber daya yang dapat dikelola menjadi sebuah nilai. Nilai tersebut kemudian dapat dikembangkan menjadi uang, namun, persoalan ekonomi bukanlah hal utama. Nilai utamanya adalah dapat memberikan edukasi kepada masyarakat perihal pengelolaan sampah,” jelas Firmansyah.
Firmansyah mengharapkan agar kegiatan serupa seperti pameran Trash Festival and Art Exhibition tetap berlanjut pada tahun-tahun mendatang. Jangan berhenti hanya di tahun 2022 belaka. Bila perlu, mari sama-sama untuk membesarkan skala kegiatan. Tidak hanya terbatas di Pulau Lombok, melainkan Pulau Sumbawa juga ikut turut serta dalam kegiatan-kegiatan yang akan dihelat.
“DLHK NTB akan memfasilitasi mengenai kebutuhan-kebutuhan yang memungkinkan untuk dibantu. Selain itu, kami akan membantu pihak penyelenggara untuk membangun komunikasi dengan berbagai pihak, terutama sektor pemerintahan untuk saling mendukung satu sama lain,” pungkas Firmansyah. (GSR)