Mataram (NTBSatu) – Tim Terpadu BBPOM di Mataram, menemukan sejumlah pangan takjil mengandung boraks dalam sidak intensifikasi pengawasan pangan selama Ramadan.
Dari 125 sampel makanan yang diuji cepat, sebanyak 7 sampel dinyatakan positif mengandung boraks. Yaitu kerupuk terigu dan mie basah yang beredar di sentra takjil dan pasar tradisional.
Pada inspeksi di kawasan sentra takjil Jalan Airlangga, Jalan Majapahit, dan Jalan Panji Tilar, tim menguji 50 sampel makanan. Seperti gorengan, cilok, kerupuk, sambal pelecing, serta es berwarna merah.
Hasilnya, 49 sampel bebas bahan berbahaya, namun satu sampel kerupuk terigu di Jalan Airlangga terdeteksi mengandung boraks.
“Kami juga melakukan uji cepat terhadap 75 sampel makanan di Pasar Mandalika, Pasar Jelojok, dan Pasar Renteng. Hasilnya, 6 sampel terdiri dari 3 kerupuk terigu dan 3 mie basah positif boraks,” ungkap Kepala BBPOM Mataram, Yosef, Rabu, 5 Maret 2025.
Boraks yang kerap digunakan untuk membuat makanan lebih kenyal dan tahan lama, memiliki dampak serius bagi kesehatan. Termasuk efek karsinogenik yang dapat memicu kanker.
Minta Pedagang Takjil Perhatikan Kebersihan
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr. Emirald Isfihan menegaskan, selain bahan berbahaya, pedagang juga perlu memperhatikan faktor kebersihan.
“Takjil harus bebas dari bahan berbahaya dan cemaran lainnya. Pedagang harus memastikan makanan tertutup agar tidak terkontaminasi debu atau asap kendaraan,” katanya,
Pihak BBPOM juga menelusuri asal produk yang positif boraks. Beberapa pedagang mengaku kerupuk terigu berasal dari Jawa, sementara lainnya merupakan produksi lokal.
Namun, sebagian produk lokal sudah bebas boraks, menandakan adanya peningkatan kesadaran pelaku usaha.
“Kami akan mendorong mereka untuk mengurus izin PIRT di Dinas Kesehatan, agar konsumen bisa lebih mudah mengenali produk yang aman,” tambah Yosef.
Guna meningkatkan kesadaran masyarakat, tim BBPOM juga menyebarkan brosur tentang keamanan pangan, mempromosikan aplikasi BPOM Mobile, serta memajang contoh produk ilegal dan berbahaya.
“Kami berharap peran media dapat membantu menyebarluaskan informasi ini. Sehingga masyarakat lebih waspada dan supply-demand pangan berbahaya bisa ditekan,” tutup Yosef.
Sidak intensifikasi pengawasan pangan takjil ini akan terus berlangsung hingga Idulfitri. Masyarakat yang ingin melaporkan temuan pangan berbahaya dapat menghubungi BBPOM di Mataram, melalui nomor 087871500533 atau langsung ke kantor BBPOM di Jalan Catur Warga, Mataram. (*)