Mataram (NTB Satu) – Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan NTB, Rumah Sakit Mata (RSM) NTB menargetkan dapat meraih akreditasi paripurna dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia (LAFKI).
Direktur RSM NTB, dr. Sriana Wulansari SpM., atau kerap disapa dr. Wulan mengatakan, akreditasi paripurna menjadi modal bagi RSM NTB menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan. Meskipun, bekerjasama dengan BPJS Kesehatan bukanlah hal yang utama. Melainkan RSM NTB dapat dapat terus meningkatkan kualitas pelayanan.
“Kami memang ingin raih hasil akreditasi paripurna dengan tidak melupakan tujuan awal, yaitu terus meningkatkan kualitas pelayanan,” ungkap dr. Wulan, ditemui NTB Satu di ruang kerjanya, Jumat, 3 Februari 2023.
Selanjutnya, dr. Wulan menjelaskan, mutu sebuah rumah sakit akan dianggap baik bila telah terakreditasi. Jenis akreditasi ada tiga, yaitu, madya, utama, dan paripurna.
“RSM NTB mengejar akreditasi jenis paripurna. Walaupun RSM NTB masih baru berdiri, kami tetap berjuang untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Apapun hasilnya, kami akan tetap berjuang,” terang dr. Wulan.
Pada proses akreditasi tahun 2019 lalu, RSM NTB meraih akreditas madya. Capaian ini patut diapresiasi mengingat RSM NTB belum lama ini mandiri. Dalam proses akreditasi 2023, RSM NTB berharap dapat meraih hasil akreditasi paripurna.
“Untuk meningkatkan pelayanan, kami telah membangun kamar jenazah, sprinkler, hydrant, command centre, membuka poli-poli baru, dan masih banyak lagi. Mudah-mudahan segala bentuk pembangunan di RSM NTB dapat segera terselesaikan. Sehingga, kami dapat meningkatkan kualitas pelayanan, kemudian akreditasi paripurna dapat terkejar,” jelas dr. Wulan.
Karena RSM NTB bukan rumah sakit pendidikan, LAFKI akan menilai dari 14 indikator yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. LAFKI akan menilai tata kelola rumah sakit, kepegawaian, manajemen fasilitas keselamatan.
“Katarak centre menjadi indikator mutu penilaian RSM NTB. Tidak hanya itu, kami tetap siap mengikuti 14 indikator penilaian. RSM-NTB berjuang untuk menyelesaikan setiap dokumen yang diperlukan, dan berbagai pembangunan,” tutur dr. Wulan.
Menurut dr. Wulan, akreditasi adalah media yang dapat membuat suatu rumah sakit menjadi tempat yang ideal dan memenuhi standarisasi pelayanan. Selain itu, akreditasi dapat mendorong suatu rumah sakit yang aman dan nyaman, baik bagi pasien maupun pegawai. dr. Wulan berharap RSM NTB meraih hasil paripurna karena memang dinilai telah layak mendapat hal tersebut.
“Nah, dapat bekerjasama dengan BPJS Kesehatan sebenarnya hanyalah bonus dari hasil akreditasi paripurna. Yang utama adalah kami dapat terus meningkatkan kualitas pelayanan. Hasil akreditasi RSM NTB kemungkinan besar keluar pada April 2023 mendatang,” pungkas dr. Wulan. (GSR)