Mataram (NTBSatu) – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nusa Tenggara Barat sebagai provinsi dengan persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan tertinggi di Indonesia selama tiga tahun berturut-turut, sejak 2021 hingga 2023.
Di tahun 2021 silam, hampir separuh atau 42,15 penduduk Nusa Tenggara Barat (NTB) mempunyai keluhan kesehatan selama sebulan terakhir. Angka tersebut diketahui jauh lebih tinggi dari rerata nasional yang sebesar 27,23 persen.
Kemudian, tahun 2022, persentase penduduk dengan keluhan kesehatan di bumi gora ini meningkat di angka 43,62 persen.
Sementara di tahun 2023, BPS mencatat penurunan persentase keluhan kesehatan masyarakat NTB menjadi 39,4 persen.
Kondisi kesehatan penduduk merupakan salah satu indikator kesejahteraan penduduk di suatu wilayah. Membaiknya kondisi kesehatan penduduk bisa menjadi indikator membaiknya kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah.
Berita Terkini:
- Hilangkan Sejumlah OPD, Pemprov NTB Hemat Rp200 Miliar per Tahun
- Film Conclave Meledak! Jumlah Penonton Naik 283 Persen Pasca Paus Fransiskus Wafat
- Kematian Ternak di Pelabuhan Terus Berulang, Asosiasi Sarankan 3 Langkah yang Harus Dilakukan Pemprov NTB
- 99 Persen Tambak Udang di NTB Ilegal, Koordinasi Pemprov Dinilai Lemah
Menurut Laporan BPS, terdapat 26,27 persen penduduk Indonesia mempunyai keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir pada 2023. Namun persentase tersebut turun 3,67 persen poin dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 29,94 persen.
Adapula indikator keluhan kesehatan tersebut merujuk pada keadaan penduduk yang mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan, baik karena penyakit akut, penyakit kronis, kecelakaan, kriminal atau hal lain yang menyebabkan terganggunya kegiatan sehari-hari.