Mataram (NTB Satu) – Kementerian Pertanian Republik Indonesia menyatakan bahwa produksi pertanian bersifat musiman. Maka dari itu, Kementerian Pertanian Republik Indonesia mengungkapkan, diperlukan penanganan bersama untuk mengurusi produksi pertanian.
Dilansir dari laman Kementerian Pertanian, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan, petani memerlukan alat panen, alat pascapanen pengering, kemudian peternak agar memiliki gudang penyimpanan.
“Harus sama-sama bersinergi, supaya memiliki alat dan penyimpanan yang cukup sehingga fluktuasi dapat diatasi dengan hilirisasi dan sarana logistik,” ujar Suwandi.
Di Lombok Timur dan Bima pernah ada truk antri mengambil hasil panen jagung. Apabila setiap bulan terdapat panen dengan jumlah 280 ribu-300 ribu hektare, maka supply dan demand telah cukup.
Menurut Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Provinsi NTB adalah salah satu sentra jagung yang saat ini sedang panen raya.
Harga di NTB terlihat masih stabil. Bahkan, di Kecamatan Donggo, pernah dilaporkan masih terdapat 60 persen yang siap panen tanaman jagung di sepanjang gunung.
Di kabupaten lain seperti Lombok Timur pun hampir sama. Dilaporkan juga masih terdapat panen dengan harga jagung pipilan Rp4.500 sampai Rp4.700. (GSR)