Daerah NTB

Harga Jagung di NTB Dinaikkan Jadi Rp4.200 Per Kg

Mataram (NTB Satu) – Dalam Peraturan Badan Pangan Nasional Republik Indonesia (Perbanas RI) Nomor 5 Tahun 2022, ditetapkan bahwa Harga Acuan Pembelian (HAP) Komoditi Jagung di produsen mencapai Rp4.200 per Kg dengan Kadar Air (KA) 15 persen. Hal tersebut merivisi HAP yang diatur dalam Permendag Nomor 7 tahun 2020 yang hanya mencapai Rp3.150 Per Kg.

Sementara untuk Harga Acuan Penjualan di tingkat konsumen ditetapkan menjadi Rp5.000 yang sebelumnya Rp4.500. Badan Pangan Nasional (BAPANAS) Republik Indonesia telah menerbitkan Perbanas RI Nomor 5 Tahun 2022 tentang Harga Acuan Pembelian (HAP) di tingkat produsen dan harga acuan penjualan di tingkat konsumen komoditas jagung, telur ayam ras, dan daging ayam ras.

Perbanas RI tersebut ditetapkan oleh Arief Prasetyo Adi selaku Kepala Bapanas RI. Ia mengakui bahwa penetapan dan pengesahan HAP/HPP Harga Komoditi Jagung tersebut tidak lepas dari dukungan dan peran aktif Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah.

Menurut Arief, Zulkieflimansyah berusaha cukup kuat dalam memperjuangkan perubahan HAP/HPP dengan melayangkan Surat Nomor 521/230/SEK-DKP tentang Pengajuan Revisi HAP Komoditi Jagung pada 8 Juli 2022 lalu.

“Apresiasi dan terima kasih kepada Pak Zulkieflimansyah, jajaran pemerintah daerah, serta petani jagung NTB dari Badan Pangan Nasional lantaran membantu peternak layer dan broiler di seluruh Indonesia,” ujar Arief, Senin, 17 Oktober 2022.

Arief mengakui, terbitnya Perbanas RI yang mengatur tentang HAP/HPP komoditi jagung, telur dan ayam tersebut berkat dukungan banyak pihak, termasuk Dinas terkait di lingkup Pemerintah Provinsi NTB.

“Kami telah dapat merumuskan harga jagung, telur dan ayam di tingkat produsen, peternak hingga konsumen. Hal tersebut yang tertuang dalam Perbanas Nomor 5 tahun 2022,” imbuh Arief.

Terkait dengan permintaan Gubernur NTB melakukan ekspor apabila kebutuhan jagung nasional telah terpenuhi, Arief turut memberikan sinyal positif. “Setelah mencukupi kebutuhan Nasional, peran Dompu dan Sumbawa mulai dapat dirasakan juga untuk Philipina dan Malaysia dalam waktu dekat,” pungkas Arief. (GSR)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button