Mataram (NTB Satu) – Pengamat Ekonomi dari Universitas Mataram, Dr. Iwan Harsono memprediksi, inflasi di NTB akan kembali terjadi pada bulan September bahkan beberapa bulan ke depan sebagai imbas dari naiknya harga BBM.
“Sekarang semua orang lagi bicara kenaikan harga. Tarif penyeberangan laut mau naik, tarif bus mau naik,” ujar Iwan, Kamis, 22 September 2022.
Ia tidak meyebutkan pasti berapa persen perkiraan inflasi yang akan terjadi di NTB. Namun sektor transportasi dapat dipastikan menjadi faktor utama pendorong inflasi seperti bulan-bulan sebelumnya.
Namun untuk mengantisipasi terjadi inflasi yang tidak terkendali, Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram disarankan melakukan intervensi pada kelompok volatile goods seperti bahan pokok rumah tangga.
“Kalau BBM transportasi itu kan diatur Pusat, nah Pemkot bisa antisipasi pada kebutuhan pokok seperti cabai dan lain-lain. Minta-lah Dinas Pertanian itu untuk bagi-bagi bibit cabai supaya masyarakat tanam sendiri. Itu kan bisa mengurangi permintaan pasar,” terangnya.
Berdasarkan data dari Bank Indonesia Perwakilan NTB (BI NTB), pada triwulan II 2022, Provinsi NTB secara tahunan mengalami inflasi sebesar 5,37 persen (year to year/yoy). Tekanan inflasi triwulan II 2022 tercatat lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 2,49 persen (yoy), yang sama-sama disebabkan oleh kelompok transportasi, utamanya bersumber dari kenaikan tarif angkutan udara.
Tekanan inflasi pada triwulan III 2022, diperkirakan BI NTB berpotensi di atas rentang target inflasi nasional yakni 3±1 persen (yoy) seiring dengan tren kenaikan harga komoditas global dan potensi adanya kebijakan penyesuaian tarif untuk sejumlah komoditas dari kelompok Administered Prices (AP). (RZK)