Mataram (NTBSatu) – Pengumuman hasil jalur zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA di NTB telah berlangsung, Sabtu, 6 Juli 2024. Hasilnya, terdapat sejumlah calon siswa tertolak di sekolah dekat tempat tinggalnya.
Calon siswa yang tertolak tersebut mendatangi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi NTB, bersama orang tuanya, Senin pagi, 8 Juli 2024. Mereka mempertanyakan alasan bisa tertolak, padahal sekolah tujuannya dekat dengan rumahnya.
“Rumah saya di depan Polresta Mataram, belakang Pengadilan Negeri. Kemudian, anak saya mendaftar di SMAN 2 Mataram, tetapi tidak keterima. Padahal, jaraknya tidak jauh dari SMAN 2, sekitar 200 meter,” kata Saidi saat menemani anaknya tadi pagi.
Peringkat anaknya saat pengumuman hasil jalur zonasi di SMAN 2 Mataram berada di urutan 206. Sementara, jumlah daya tampungnya sebanyak 205 siswa.
“Hingga hari terakhir penutupan pendaftaran, jumlah daya tampungnya 205. Anak saya di urutan ke-205. Dekat padahal jaraknya, tetapi tidak keterima,” jelas Kepala Lingdungan Selaparang, Kelurahan Banjar Ampenan ini.
Ia datang ke Dinas Dikbud NTB dengan harapan anaknya tetap bisa masuk ke sekolah yang berada di Jalan Panji Tilar Negara tersebut. Sebab, saudara-saudranya juga bersekolah di SMAN 2 Mataram dulu.
“Informasinya, Dinas Dikbud NTB akan mengusahakan di SMAN 2 Mataram. Kalau tidak bisa, ke SMAN 10 Mataram yang jumlahnya siswanya masih sedikit,” ujar Saidi.
Meskipun begitu, ia berharap agar anak-anak yang tinggal di sekitar sekolah itu dapat keterima nantinya.
“Karena saya tahu, ada yang domisili Gunungsari tetapi keterima juga. Jadi, kita semua berharap agar anak-anak kita yang tinggal di sekeliling sekolah itu bisa keterima,” harap Saidi.
Dinas Lakukan Distribusi Siswa Tidak Keterima Jalur Zonasi

Merespons hal tersebut, Kepala Dinas Dikbud NTB, Aidy Furqan mempersilahkan calon siswa bersama orang tuanya untuk melapor bila tidak lulus jalur zonasi.
“Masyarakat kami berikan kesempatan mulai hari ini untuk mendata anaknya yang sama sekali belum keterima di sekolah. Tidak lulus jalur prestasi, afirmasi, dan zonasi juga belum,” ungkapnya terpisah.
Dengan data tersebut, pihaknya akan berkonsultasi dengan Penjabat (Pj.) Gubernur NTB, Hassanudin mengenai kebijakan untuk para calon siswa tersebut.
“Saya akan konsultasikan hari Rabu kepada Pj. Gubernur NTB. Sembari konsultasi, kami akan koordinasi juga dengan kementerian, karena kementerian yang berwenang membuka dapodik,” terang Aidy.
Ada beberapa opsi kebijakan yang mungkin pihaknya ambil, seperti penambahan ruang kelas, menggeser ke SMA yang masih satu zona. Serta, menggeser ke SMA yang berada di zona irisan.
“Kalau menggeser ini istilahnya mendistribusikan ke sekolah yang masih kurang siswanya. Untuk pelaksanaannya nanti menunggu keputusan Pj. gubernur dan kementerian,” tutur Aidy.