Daerah NTB

Minim Peminat, Sekolah Umum Disarankan Tingkatkan Pembelajaran Agama

Mataram (NTB Satu) – Saat ini terdapat tren orang tua siswa menyekolahkan anak-anak di pondok pesantren atau sekolah keagamaan dibandingkan di sekolah umum, terutama di jenjang SMP. Kondisi ini membuat beberapa sekolah umum sepi peminat. Oleh karena itu, sekolah umum disarankan untuk meningkatkan pembelajaran agama.

Kepala Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Kantor Kementerian Agama wilayah Kota Mataram, M. Igfar S.Sos., mengatakan, ,fenomena turut didasari faktor digitalisasi yang kerap membuat anak-anak luput dalam mempelajari ilmu agama dan makin asyik mengeksplor dunia maya. Terlebih, sekolah umum hanya menyediakan waktu yang sedikit bagi pembelajaran.

Fenomena tersebut cukup wajar. Oleh karena itu, Igfar menyarankan agar sekolah umum makin giat berinovasi, misalnya meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan agama.

“Sekarang memang terdapat tren bahwa orang tua lebih mengharapkan agar anak-anak banyak mendapatkan asupan pembelajaran bidang agama,” ungkap Igfar, ditemui NTB Satu di ruang kerjanya, Rabu, 20 Juli 2022.

Menurut pengamatan Igfar, banyak orang tua berharap agar anak-anak lebih diberikan materi-materi mengenai budi pekerti serta ajaran-ajaran kebajikan. Hal tersebut turut dipengaruhi oleh perkembangan peradaban dan budaya masyarakat yang makin terdigitalisasi.

Orang tua merasa bahwa segala ilmu pengetahuan umum dapat diakses dengan mudah. Namun, lain halnya dengan asupan ilmu agama.

“Walaupun bayar biaya pendidikan yang agak mahal, orang tua pasti lebih tenang bila anak-anak dimasukkan ke dalam sekolah keagamaan,” jelas Igfar.

Sampai saat ini, terdapat kekhawatiran dari orang tua bahwa anak-anak tidak mendapatkan asupan pembelajaran agama yang kuat serta mumpuni apabila disekolahkan pada sekolah umum. Terlebih, jam pembelajaran agama di sekolah umum, sangatlah kurang.

“Yang terjadi sekarang adalah sekolah umum tidak terlalu memperhatikan pendidikan budi pekerti pada siswa. Kemungkinan besar hal tersebut disebabkan oleh tuntutan kurikulum,” papar Igfar.

Dari sisi kebijakan, Igfar merasa bahwa yang dilakukan pemerintah Kota Mataram dalam sistem pendidikan sudah cukup bagus. Namun, harus diakui bahwa sekolah umum memerlukan inovasi lebih lanjut untuk menarik minat orang tua dan siswa.

“Tren tersebut didasari oleh keterbatasan kesempatan dan waktu yang dimiliki oleh orangtua, dikhawatirkan dapat membuat anak-anak tidak mempelajari asupan keagamaan yang baik,” sebut Igfar.

Bagi sekolah umum, Igfar menyarankan agar dapat menyiapkan strategi, misalnya tes baca kitab suci agama pada ujian tes masuk sekolah di sistem bina prestasi. (GSR)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN
Back to top button