Mataram (NTB Satu) – Sebuah perusahaan gerai kopi terkenal asal Korea Selatan yaitu Coffee Moly yang diwakili oleh Mr. Kim datang ke Lombok untuk meninjau lokasi pengembangan perkebunan dan industri kopi yang ada di Mekaki, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat, Sabtu, 18 Juni 2022. Tidak hanya investasi di industri kopi, Coffe Moly juga tertarik berinvestasi di sektor pariwisata setelah melihat keindahan alam Lombok.
Sebelumnya, Coffee Moly ingin membeli kopi sebanyak 100 ton dari Lombok, namun mitra lokal mereka, UD Berkah Alam hanya bisa memenuhi 60 ton. Itulah yang mendorong mereka untuk mengembangkan industri kopi di lahan seluas 600 hektare di daerah Sekotong tersebut.
“Tahun 2021 mereka ingin beli 100 ton, tapi yang terpenuhi dari petani oleh UD. Berkah Alam hanya 60 ton. Tahun 2022 ini lebih banyak lagi, 450 ton mereka ingin ambil,” ujar Kepala Subsektor Promosi Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Provinsi NTB, Satria Wibawa pada Rabu, 21 Juni 2022.
Karakter kopi yang khas membuat Coffee Moly terus menambah volume pengiriman. Kopi robusta yang dikirim ke negeri gingseng tersebut memiliki aroma khas bak kopi arabika.
“Yang buat mereka tertarik itu, kopi robusta di NTB ini punya aroma tersendiri. Dari sisi rasa dan aroma seperti campuran arabika dan robusta. Dia (kopi) itu, kalau dikeluarkan dari karung ada aroma pandan dan pisang,” ungkap Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Fathurrahman.
Namun yang menjadi hambatan, dari total luas lahan tersebut, hanya sebagian yang sudah memiliki surat izin pemanfaatan. Sedangkan pihak Coffee Moly ingin memulai pengembangan setelah perizininan seluruh lahan tersebut benar-benar klir.
“Sebagian lahan belum ada izin, dan sekarang izinnya harus dari pusat. Tapi akan tetap kita fasilitasi hingga klir sebagai bentuk keramahan kita terhadap investasi, karena ini penting untuk pertumbuhan ekonomi terlebih setelah pandemi ini,” jelas Satria.
Menariknya, imbuh Satria, saat peninjauan lapangan Mr. Kim terpukau dengan pemandangan Pantai Mekaki dari ketinggian, dan tertarik untuk membangun resort di sekitar pantai tersebut.
“Mr. Kim ternyata tertarik dengan pemandangan pantai di sana, dan katanya mau bangun resort. Kita langsung koordinasikan izin lahan sekitar pantai itu ke Bupati Lombok Barat, katanya izin sudah milik Wings Group, tapi kata BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) sebagai pemilik kawasan, izinnya belum keluar untuk Wings Group, nah itu juga yang sedang kami upayakan sekarang kalau Mr. Kim memang serius,” pungkasnya.
Selain itu, untuk menunjang sumber daya manusia, Coffee Moly juga berencana untuk menyekolahkan pemuda lokal belajar segala hal tentang kopi di luar negeri. Dengan rincian empat orang di Korea Selatan dan satu orang di Irlandia. (RZK)