Mataram (NTB Satu) – Menurut perkiraan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Provinsi NTB harus waspada terhadap bencana kekeringan. Oleh karena itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB diminta untuk menyiapkan beragam solusi, baik jangka pendek, menengah, dan panjang.
Kepala BPBD NTB, H. Sahdan S.T., M.T., mengatakan, bakal melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak terkait membahas strategi yang harus dipersiapkan.
“Beberapa waktu yang lalu, kami memang diperingatkan agar waspada menghadapi kekeringan,” ungkap Sahdan kepada NTB Satu, Selasa, 21 Juni 2022.
Dengan kondisi musim kemarau yang lebih kering, diprediksi bencana kekeringan bisa terjadi lebih luas dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini membutuhkan langkah antisipasi dari berbagai pihak.
“Situasi di NTB seperti kulit bawang, di kala hujan kebanjiran, lalu pada saat kemarau mengalami kekeringan,” ujar Sahdan.
Ke depannya, Sahdan bakal menyiapkan solusi jangka pendek, menengah, dan panjang terkait penanganan bencana kekeringan. Penanganan bencana kekeringan nanti akan menggunakan dana Belanja Tidak Terduga (BTT).
“Untuk penanganan jangka pendek, kalau BPBD NTB sudah tidak sanggup menangani sendiri, Gubernur akan menyampaikan usulan ke BNPB untuk membantu NTB,” terang Sahdan.
Sedangkan untuk jangka menengah dan panjang, BPBD NTB bakal menjalin kerja sama dengan multi pihak, misalnya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang NTB, Balai Wilayah Sungai NTB, Balai Perencanaan Pembangunan Wilayah, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB, dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam NTB untuk menyiapkan berbagai solusi dan strategi yang tepat.
Salah satu pembahasannya, terkait dengan wilayah mana saja yang berpotensi dilanda bencana kekeringan. Peta potensi tersebut akan merujuk pada data-data yang diberikan BMKG.
“Kekeringan cenderung terjadi di wilayah hutan gundul. Tapi, semua pihak harus belajar agar segala hal yang menyebabkan terjadinya kekeringan tidak terulang,” pungkas Sahdan. (GSR)