Mataram (NTB Satu) – Perusahaan dari Vietnam melakukan ekspansi pembelian chip porang ke Indonesia. Permintaannya cukup tinggi, untuk NTB saja butuh disuplay 100 ton perbulan.
Ketua Petani Pegiat Porang Nusantara (P3N), Puguh Dwi Friawan mengatakan, baru-baru ini investornya dari Vietnam berkunjung langsung ke sentra penanaman porang di Kabupaten Lombok Utara dan bertemu langsung dengan para petani porang.
Puguh Dwi Friawan menambahkan, Provinsi NTB salah satu daerah yang diminta untuk memenuhi permintaan tersebut. Mekanisme permintaan ini melalui Joglo, salah satu perusahaan eksportir di Jawa Tengah.
“Joglo ini kemudian bermitra dengan koperasi yang menaungi petani porang di Kabupaten Lombok Utara. Petani akan menjual porangnya ke koperasi. Nanti koperasi ke Joglo, dan diekspor oleh Joglo,” ujarnya.
Iwan menambahkan, karena tingginya permintaan ini, produksi porang di NTB belum sanggup memenuhi 100 persen atau 100 ton chip porang ini perbulan. Untuk itu, permintaan porang ini juga akan dipenuhi dari hasil produksi porang di Nusa Tenggara Timur.
“Kalau dari NTB, kita bisa penuhi sebanyak 75 ton perbulan. Sisanya diambilkan dari NTT,” imbuhnya.
Saat ini harga porang anjlok sekitar 2.500 perkilo basah. Dengan permintaan dari Vietnam ini, pembelian menjadi lebih baik di tingkat petani yaitu Rp3.500 perkilo. Bila sudah diproses menjadi chip porang, harga keringnya sekitar Rp25.000 perkilo.
“Hitung-hitungannya Rp45 juta perhektar yang didapatkan petani porang. Sangat menjanjikan komoditas perkebunan ini. Makanya Kabupaten Dompu menggalakkan penanaman porang. Didorong oleh kepala daerahnya,” jelas Iwan, sapaannya.
Ditambahkan, permintaan dari Vietnam ini sudah bisa dipenuhi kapanpun. Namun investornya selektif, porang yang diharapkan adalah porang yang tidak dibudidayakan dengan menggunakan pupuk kimia. Sebab di Vietnam dan China, rencananya akan dibuat sebagai bahan baku makanan organik.
“Mereka turun langsung kontrol ke lapangan. Untuk memastikan porangnya organik. Syaratnya ketat. Tapi Alhamdulillah kita bisa dipercaya sebagai daerah sumber bahan bakunya. Di Lombok Utara sudah disiapkan mesin untuk proses menjadikan chip porang. Petani juga terus kita damping,” demikian Iwan.(ABG)