Kota Mataram

Pasar Murah Hadir Lagi di Kota Mataram, Cek Lokasi dan Harga Barang di Sini

Mataram (NTB Satu) – Bank Indonesia Perwakilan NTB menggandeng Pemkot Mataram dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk menyelenggarakan kegiatan operasi pasar murah selama sepekan di Kota Mataram.

Sejak minggu pertama bulan Juni 2022, beberapa komoditas yang tergabung ke dalam kelompok volatile food (VF) seperti cabai rawit, bawang merah, tomat, dan telur terus mengalami kenaikan harga secara signifikan dan mengakibatkan adanya ketidakstabilan harga kebutuhan pokok di tengah-tengah masyarakat.

IKLAN

Disamping itu, tekanan inflasi pada bulan Mei juga menunjukkan angka yang relatif tinggi pada kelompok VF yaitu sebesar 3,91% (yoy), diikuti dengan inflasi keseluruhan Provinsi NTB sebesar 4,08% (yoy) yang lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 3,55% (yoy).

Guna mendorong stabilitas harga dan mengendalikan gejolak inflasi ini, operasi pasar dilaksanakan dari tanggal 10-12 Juni di Halaman Islamic Center, tanggal 13-14 Juni di Lapangan Karang Genteng, dan tanggal 15-16 Juni di Lapangan Karang Pule, Kota Mataram.

Operasi pasar dimulai Jumat 10 Juni 2022 di Halaman Islamic Center Kota Mataram. Acara pembukaan dihadiri oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi NTB, Ir. Muhammad. Husni, M.Si, Kepala Biro Perekonomian Provinsi NTB,  H. Wirajaya Kusuma, MH., Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB, Achmad Fauzi, Kepala Dinas Perdagangan Kota Mataram, Uun Pujianto, dan Perwakilan dari Dinas Perdagangan Provinsi NTB serta Bulog NTB.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Heru Saptaji melalui Deputinya, Achmad Fauzi menerangkan, pada bulan Mei 2022, angka inflasi di Provinsi NTB masih berada di atas angka inflasi nasional. Oleh karena itu, langkah antisipatif pengendalian inflasi yang terkoordinasi dan terintegrasi diperlukan untuk dapat menjaga keterjangkauan harga dan daya beli masyarakat.

IKLAN

Beberapa komoditas pangan yang menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat telah disediakan dengan harga yang terjangkau dan lebih murah dari harga jual di pasar, seperti misalnya cabai rawit dengan harga jual dipasar Rp90.000-100.000/Kg di OPM masyarakat dapat membeli dengan harga Rp60.000/Kg.

Begitu juga dengan telur ayam yang dijual dengan harga Rp54.000-58.000/tray dapat di bawa pulang oleh masyarakat dengan harga yang lebih murah di OPM yaitu Rp45.000/tray.

Selain cabai dan telur, komoditas lain yang tersedia dalam OPM ini adalah bawang merah, minyak goreng kemasan, dan minyak goreng curah, serta kebutuhan-kebutuhan lainnya.

Dalam menyediakan kebutuhan tersebut, para distributor, UMKM, serta klaster-klaster binaan BI NTB turut dilibatkan.

Sementara itu, Asisten II Setda Provinsi NTB, Muh. Husni menyampaikan operasi pasar merupakan wujud atau bentuk dari upaya pemerintah untuk melakukan pengendalian terhadap gejolak inflasi di NTB yang akan berdampak baik pada pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yaitu tumbuhnya ekonomi dibarengi dengan terjaganya angka inflasi.

“Antisipasi terhadap tekanan inflasi in harus terus dilakukan terlebih menjelang perhelatan event international MXGP Samota dan perayaan Hari Raya Idul Adha yang sangat berpotensi untuk mempengaruhi gejolak inflasi,” ujarnya.

Oleh karena itu, Mantan Kadis ESDM NTB ini berharap kegiatan OPM ini dapat dilakukan secara periodik dan tidak hanya diinisiasikan oleh BI dan TPID, tetapi juga dapat diinisiasikan oleh instansi dan OPD lain di NTB.

Penyelenggaraan OPM di hari pertama mendapatkan respon yang positif dari masyarakat yang sangat antusias untuk membeli kebutuhan-kebutuhan pokok utamanya komoditas yang mengalami kenaikan harga drastis di pasar.

Bawang merah, telur ayam, dan cabai rawit menjadi komoditas primadona yang diserbu oleh masyarakat dimana sebanyak 45 kilo bawang merah, 162 tray telur ayam, dan 37 kilo cabai rawit telah terjual habis di hari pertama.

Sementara itu, ketersediaan kebutuhan pokok pada OPM ini memiliki total sebanyak 1 ton bawang merah, 300 tray telur ayam, dan 700 Kg cabai rawit untuk tujuh hari pelaksanaan operasi pasar.

Penyediaan QR Code untuk sistem pembayaran non-tunai juga menjadi hal yang tidak kalah menarik perhatian masyarakat karena selain menggunakan uang rupiah, masyarakat juga bisa membeli kebutuhan pokok dengan menggunakan QRIS.

Disamping menyediakan makanan dan minuman seharga 1 rupiah, BI NTB juga telah menyiapkan Tim yang akan membantu masyarakat untuk mengupgrade dan menggunakan QRIS premium full service untuk mendapatkan pengalaman belanja dengan cara yang kekinian.(ABG)

IKLAN

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button