Mataram (NTB Satu) – Destinasi Wisata Loang Baloq, Kota Mataram dinyatakan masuk 50 besar Anugerah Desa Wisatawan Indonesia (ADWI) tahun 2022 sebagai destinasi buatan atau non-alami. Sayangnya, persoalan sampah masih menjadi salah satu momok keindahan wisata Loang Baloq.
“Di ADWI itu penilaiannya ada dua, wisata buatan dan wisata alami. Kita melalui jalur desa wisata buatan akan bertanding dengan wisata lain yang dominan alami,” Ujar Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram, Nizar Denny Cahyadi, Sabtu, 11 Juni 2022.
Untuk mematangkan persiapan, Dispar Kota Mataram saat ini sedang menggalakkan perbaikan tata ruang maupun tata kelola Taman Hiburan Rakyat (THR) Loang Baloq.
“Kami siapkan dari sisi keindahan dulu, seperti di tembok depan kami buatkan taman. Lalu sistem pengelolaan kami perbaiki, seperti parkir, kebersihan, dan PKL yang ada. Selain itu fasilitas juga kami tambah, WiFi gratis dan taman baca,” imbuh Nizar.
Diakui Nizar, persoalan sampah masih menjadi momok terbesar bagi keindahan tempat wisata tersebut, terlebih sampah-sampah yang datang dari aliran Sungai Unus yang bermuara tepat di Pantai Loang Baloq. Karena itu, Dispar Kota Mataram melakukan penambahan bak sampah dan bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram untuk pengangkutan sampah dari Sungai Unus yang volumenya terbilang besar.
“Sebenarnya kami sudah siapkan banyak bak sampah, tetapi pengunjung masih abai, maka kita akan tambah lagi jumlahnya. Mengenai sampah dari sungai, kami akan kerja sama dengan Dinas LH untuk mengangkut sampah menggunankan alat besar seminggu dua kali. Minggu ini akan kami mulai lakukan,” terangnya.
Meski begitu, pihaknya optimis bisa menembus tiga besar ADWI tahun ini. “Kami optimis, karena kami tetap bekerja, setidaknya masuk tiga besarlah,” harapnya.
Loang Baloq adalah destinasi wisata yang menyajikan beberapa segmen pariwisata, seperti wisata religi di Makam Loang Baloq, pantai, taman, panggung hiburan, hingga sentra kuliner dan kerajinan.
ADWI sendiri merupakan salah satu program unggulan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk menggali potensi-potensi desa wisata di Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Tahun ini merupakan ajang kedua setelah pertama kali diselenggarakan pada tahun 2021. (RZK)