Lombok Tengah

Sebulan Setelah Gubernur Terpeleset, Jembatan Dusun Pemoles Diperbaiki

Mataram (NTB Satu) – Jembatan di Dusun Pemoles, Desa Batu Jangkih Kabupaten Lombok Tengah akan diperbaiki mulai Senin, 30 Mei 2022. Dusun Pemoles disebut sebagai daerah terisolasi, karena jembatan penghubung yang ada telah lama rusak. Daerah ini juga sempat menjadi viral beberapa waktu terakhir dengan munculnya dua video pendek yang viral, salah satunya Gubernur NTB yang terpeleset saat menyeberangi sungai.

Dalam satu bulan ini, ada dua video dari Dusun Pemoles yang menjadi viral. Pertama, video Gubernur Provinsi NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah terjatuh saat mencoba loncat melewati parit yang merupakan akses menuju dusun tersebut. Kedua, ada seorang ibu hamil yang harus digotong dua pria untuk melewati sungai berarus deras demi bisa menuju Puskesmas, karena ibu itu hendak melahirkan. Video pendek tersebut sempat menjadi pemberitaan nasional, dan banyak menuai komentar yang menggambarkan mirisnya kondisi Dusun Pemoles.

Terkait hal itu, Bupati Lombok Tengah, Lalu Pathul Bahri bergegas mengumpulkan jajaran Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah untuk menangani kondisi tersebut, yakni dengan segera memperbaiki jembatan yang menjadi satu-satunya akses masyarakat Pemoles menuju dusun lainnya. Dari pertemuan itu, diputuskan bahwa perbaikan Jembatan Dusun Pemoles akan mulai dikerjakan pada Senin, 30 Mei 2022.

“Pak Bupati sudah memanggil beberapa dinas terkait untuk merespon masalah tersebut. Insya Allah hari Senin (30 Mei 2022) atau Selasa (31 Mei 2022) pengerjaan sudah bisa dimulai,” ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Lombok Tengah, Lalu Rahardian pada Jumat, 27 Mei 2022.

Pendanaan jembatan tersebut, diakui Rahardian menggunakan skema gotong royong, yakni dengan anggaran darurat Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, dari investor yang ada di Dusun Pemoles, pemerintah desa, dan sisanya dari masyarakat setempat.

“Meskipun anggarannya darurat, tapi akan ditangani secara permanen. Tapi tambahan materialnya kita akan gotong royong, melibatkan investor sekitar, pemerintah desa dan masyarakat, dan tentu kami juga,” imbuh Rahardian.

Namun, ia tidak bisa memastikan, berapa nilai anggaran yang akan dihabiskan untuk memperbaiki jembatan tersebut secara permanen. Begitupun dengan tenggat waktu pengerjaan.

Jembatan tersebut merupakan sarana vital bagi masyarakat setempat. Apabila jembatan itu tidak ada, maka akses masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan, pendidikan, dan bahkan perekonomian menjadi terhambat. Terlebih saat musim hujan, sungai yang menjadi akses alternatif masyarakat seringkali meluap. (RZK)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button