Pendidikan

Kepala SMPN 4 Mataram Ungkap Kekecewaan Siswanya Batal Berkegiatan Karena Konflik Monjok – Taliwang

Mataram (NTB Satu) – Siswa SMPN 4 Mataram pada Jumat sampai Sabtu kemarin seharusnya melakukan kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) mengenai demokrasi. Kegiatan itu dilakukan dengan model pemilihan Ketua OSIS.

Namun kegiatan tersebut terpaksa diundur, akibat konflik antara warga Lingkungan Monjok Bangket dan Lingkungan Taliwang, Kota Mataram yang terjadi pada Kamis malam, 5 Oktober 2023

IKLAN

Para siswa yang sudah jauh-jauh hari mempersiapkannya pun kecewa, karena kegiatannya tersebut tidak jadi. Kekecewaan itu disampaikan langsung oleh Kepala SMPN 4 Mataram, Lalu Jinade, saat ditemui NTBSatu, Sabtu, 7 Oktober 2023.

“Anak-anak kecewa sekali kegiatannya itu tidak jadi. Mereka sudah mempersiapkannya sejak hari Kamis, bahkan mereka lembur sama Pembina OSIS untuk persiapan. Tetapi karena kondisi, maka harus mundur kegiatannya,” jelasnya.

Jinade juga mengatakan, kalau kegiatan di hari Jumat dan Sabtu itu merupakan rangkaian terakhir dari P5 mengenai demokrasi.

“Pada hari Senin sudah dilakukan pengambilan nomor urut, kebetulan ada tiga calon. Hari Rabu dilanjutkan dengan debat, dan Jumat dan Sabtu itu pencoblosan serta penghitungannya. Itu di lapangan sudah kita atur untuk rencana aksi demokrasi pemilihan ketua osisnya,” lanjutnya.

IKLAN

Ia pun sampai saat ini terus berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Mataram, Kelurahan, dan Kepala Lingkungan setempat mengenai kegiatan pembelajaran di hari Senin besok.

Sebab, kata Jinade, konflik yang terjadi ini biasanya tiba-tiba, sehingga perlu melihat situasi dan kondisi terlebih dahulu untuk menentukan bagaimana pembelajaran di hari-hari ke depan.

“Untuk hari Senin, tetap kita akan tunggu arahan dari Dinas, tergantung dari kondisinya. Kalau kondisinya sudah membaik, hari Minggu malam bisa kita umumkan ke anak-anak untuk masuk. Jadi melihat situasi dulu,” ujarnya.

Semisal hari Senin situasinya sudah aman dan diperbolehkan melakukan pembelajaran di sekolah, Jinade menyampaikan, kalau sekolah tidak bisa 100 persen melakukan absensi.

“Jadi siapapun yang masuk saja. Kalau terjadi ribut lagi, ya pembelajaran daring diperpanjang lagi,” katanya.

“Pada hari Senin juga kami akan melakukan rapat bersama guru, karena guru tetap masuk, mengenai bagaimana strategi pembelajaran ke depannya dengan melihat situasi yang ada ini,” tambahnya. (JEF)

IKLAN

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button