2 Tahun Terkendala Pandemi, Perayaan Waisak di Mataram Tetap Khidmat
Mataram (NTB Satu) – Umat Buddha di Kota Mataram kembali melaksanakan perayaan hari raya Waisak 2022/2566 BE setelah jeda dua tahun akibat pandemi Covid-19. Meski jeda selama dua tahun, perayaan hari raya Waisak di rumah ibadah umat Buddha, seperti Vihara Bodhi Dharma, Ampenan, tetap khidmat.
Anggota Puja Bakti seksi Agama Buddha Vihara Bodhi Dharma, Victor Wibowo Livandi mengatakan, masih banyak umat Buddha yang belum berani keluar dari rumah akibat pandemi Covid-19. Namun perayaan tetap berjalan khidmat. Vihara Bodhi Dharma kerap digunakan sebagai lokasi sembahyang bagi umat Buddha. Di tempat ini juga terdapat prosesi puja bakti.
“Tempat ini memang vihara. Namun, tempat ini juga bisa disebut kelenteng. Banyak umat yang datang tapi setelah sembahyang mereka langsung pulang,” ungkap Victor, ditemui NTB Satu di Vihara Bodhi Dharma, Ampenan, Senin, 16 Mei 2022.
Hari raya Waisak diperingati sebagai hari lahir, momen pencapaian sempurna, hingga proses mangkat Siddharta Gautama, pengajar agama Buddha. Victor menceritakan, perayaan hari raya Waisak diniatkan untuk mengenang Siddharta Gautama dan mengambil pelajaran atas apa yang telah diwariskan oleh Siddharta Gautama. Selain itu, hari raya Waisak dapat dijadikan momentum untuk kembali meluruskan hati dan pikiran serta bersemangat dalam menjalani kehidupan.
“Sampai saat ini, belum terdapat tantangan yang begitu berarti. Hanya saja, dalam menghadapi umat memang perlu kesabaran sebab setiap manusia memiliki karakter dan sifat yang autentik,” ujar Victor.
Lebih lanjut, Victor berharap agar seluruh umat Buddha serta umat lintas agama makin kompak dalam menjalani hidup.
“Syukurnya, perayaan hari raya Waisak berjalan aman dan terkendali. Mudah-mudahan seluruh masyarakat makin harmonis, dan membuat negara ini tegar dalam menghadapi berbagai masalah, seperti Covid-19 dan sejumlah permasalahan ekonomi,” harap Victor.
Senada dengan Victor, penjaga Vihara Bodhi Dharma, Nyoman Hariyani mengatakan, umat tetap berdatangan walaupun tidak ramai seperti masa di mana Covid-19 belum merebak.
“Di hari raya Waisak ini, umat biasanya berdoa, sembahyang, dan meditasi. Di vihara ini cenderung aman dan tidak pernah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ungkap Nyoman, ditemui NTB Satu di Vihara Bodhi Dharma, Senin, 16 Mei 2022.
Nyoman menceritakan, bila datang hari baik, patung-patung akan memunculkan aura hidup dan dapat dilihat oleh segelintir orang. Lalu, pada tanggal 1 dan 16 di bulan Waisak, akan dilakukan doa bersama yang dipimpin oleh seorang pendeta.
“Bagi yang bisa merasakan, pasti tahu kalau patung sudah memunculkan aura hidup. Soal hari baiknya, itu tergantung penanggalan,” papar Nyoman.
Selain meminta keselamatan, pada hari raya Waisak, umat Buddha kerap berdoa agar umur diperpanjang, kemurahan rezeki, dan sejumlah hal baik lainnya.
“Kalau datang sendirian, itu biasanya berdoa untuk keluarga saja. Tapi, kalau dipimpin pendeta, itu biasanya berdoa untuk kemaslahatan umat,” tutur Nyoman.
Sementara itu, pengunjung Vihara Bodhi Dharam, Fani mengatakan, perayaan Waisak kali ini menjadi momentum untuk kembali sembahyang di Vihara setelah jeda akibat pandemi Covid-19.
“Aku datang ke Vihara bareng saudari dan mamaku. Senang banget rasanya karena sudah bisa berkunjung ke vihara lagi setelah libur karena Covid-19,” ungkap siswi asal SMA Tunas Daud Mataram, ditemui NTB Satu di Vihara Bodhi Dharma, Senin, 16 Mei 2022.
Fani berharap agar umat beragama makin toleran dan menghormati satu sama lain. Apalagi, masa kini makin banyak oknum yang tidak bertanggung jawab dalam menghasilkan narasi-narasi negatif. (GSR)



