Mataram (NTB Satu) – Pawai obor atau pawai malam takbiran sejak lama menjadi tradisi umat islam dalam menyambut Idulfitri atau Lebaran. Meski demikian, ulama meminta masyarakat tidak berperilaku mubazir saat malam lebaran.
Di Provinsi NTB sendiri, Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi NTB melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center NTB akan menyelenggarakan festival takbiran dan dile jojor yang akan diikuti oleh masjid-masjid yang ada di Kota Mataram.
Festival itu bertujuan menggemakan suka cita pada malam kemenangan. Acara tersebut merupakan rangkaian akhir dari Festival Pesona Khazanah Ramadhan yang saat ini sedang berjalan.
Mengenai hal tersebut, seorang tokoh agama sekaligus Dosen Universitas Islam Negeri Mataram, Doktor Tuan Guru Haji (TGH) Lalu Ahmad Zainuri saat mengisi acara Peringatan Nuzulul Qur-an di Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center NTB, Jumat, 22 April 2022 mengatakan, hal tersebut boleh saja dilakukan, sebagai ekspresi kegembiraan menyambut hari kemenangan.
Namun, lanjut Ahmad, dalam mengekspresikan rasa syukur tersebut, jangan sampai ada sesuatu yang berlebihan dan menimbulkan kemubaziran.
“Pawai malam takbir adalah ekspresi rasa syukur telah menyelesaikan ibadah puasa. Dan ini boleh saja dalam Islam, karena rasa syukur biasanya diekspresikan dengan kegembiraan. Jangan sampai terbebani, semampu kita saja. Selain itu, jangan sampai ada unsur kemubaziran,” imbuh Ahmad.
Ia mengingatkan, karena situasi masih Pandemi Covid-19, agar pelaksanaan festival tidak sampai memunculkan klaster penyebaran baru.
“Karena kita masih dalam suasana pandemi Covid-19, jangan sampai tidak menaati protokol karena terlalu euforia. Juga masalah waktu, jangan sampai terlalu larut malam, karena besoknya kita harus salat Idulfitri,” tutupnya. (RZK)