Daerah NTB

Pandemi akan Jadi Endemi, Travel Umrah di NTB Bersiap Berangkatkan Jemaah

Mataram (NTB Satu) – Negara-negara di dunia tengah melakukan transisi Covid-19 dari statusnya pandemi menjadi endemi. Hal ini tentu menjadi angin segar bagi masyarakat dunia, setelah dua tahun terbelenggu Covid-19.

Indonesia dan Arab Saudi termasuk negara yang kebijakannya mulai melonggar dari COVID-19. Seiring dengan terus menurunnya angka penularan COVID-19. Hal ini turut disambut gembira travel haji dan umrah di Nusa Tenggara Barat.

Pelonggaran yang diberlakukan oleh pemerintah Arab Saudi juga Indonesia menjadi kegembiraan tersendirin setelah dua tahun ibadah umrah nyaris tidak dilaksanakan.

Owner Travel Haji dan Umroh PT.Muhsinin, H. Ahmad Muharis mengatakan, pihaknya sudah mulai mengabarkan kembali kepada para calon jemaah yang sudah menunggu sejak tahun 2020 lalu.

“Kita menyambut gembira dunia dilonggarkan dari pandemi Covid-19. Salah satunya yang dinanti nanti adalah umrah oleh para jemaah. Arab Saudi juga sudah melonggarkan. Tidak ada karantina, dan tidak ada syarat PCR. Hanya pakai masker, tentu kita bersyukur sekali,” ujarnya.

Kendati demikian, nampaknya calon jemaah umroh di NTB tidak terburu-buru ingin berangkat menunaikan ibadah umrah walaupun pemerintah Saudi Arabia sudah mencabut pengetatan perjalanan dan ibadah di Masjidil Haram.

Sebab dewan penasehat / pembina Persatuan Travel Umrah dan Haji Provinsi NTB ini menjelaskan, hasil keputusan bersama pihak travel dengan 300 orang calon jemaah yang sudah tertunda keberangkatannya sejak pandemi memutuskan berangkat setelah musim Haji 2022.

“Prinsipnya kami menyambut baik adanya pelonggaran di Saudi Arabia, tapi tidak serta merta jamaah bisa berangkat, ada beberapa pertimbangan seperti kesiapan jamaah, kepastian pandemi dan slot penerbangan dari maskapai,” jelas Muharis, Rabu 9 Maret 2022 di kantornya.

Muharis menjelaskan biaya tiket pesawat calon jamaahnya telah dibayarkan ke pihak maskapai sejak penundaan di masa pandemi 2 tahun lalu, tetapi antrean penerbangan calon jamaah umrah yang panjang menjadi pertimbangan utama dimundurkannya waktu pemberangkatan jamaah.

“Kami memang tetap meminta untuk diprioritaskan oleh maskapai, tetapi kondisi antrean jamaah yang tertunda sangat panjang, itu juga tidak bisa langsung di selesaikan,” kata dia.

Pertimbangan lain dipilihnya keberangkatan setelah musim haji yakni biaya akomodasi akan naik jika melakukan ibadah umrah saat bulan Ramadhan. “Kalau berangkat bulan Ramadhan atau puasa itu biaya akomodasi akan naik, kalau diluar Ramadhan biaya umrah Rp27 juta, jika di bulan Ramadhan naik menjadi Rp37 juta,” ujar Muharis. (ABG)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button