Mataram (NTB Satu) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengeluarkan Kurikulum Prototipe, sebagai opsi percepatan pemulihan pembelajaran. Hal ini menandai perubahan terus menerus kurikulum pembelajaran di dunia pendidikan.
Penerapannya akan dimulai tahun ajaran 2022 atau 2023 mendatang.
Apa itu kurikulum prototipe? Sekilas dijelaskan,
merupakan pembelajaran yang dijalankan berbasis proyek untuk pengembangan soft skills dan karakter siswa.
Kurikulum ini juga akan berfokus pada materi esensial, sehingga ada waktu yang cukup untuk pembelajaran mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
Kepala Dinas Dikbud Provinsi NTB, DR. H. Aidy Furqan S.Pd., M.Pd. mengatakan, kurikulum prototipe akan menjadi alternatif yang berfungsi untuk memberikan pelayanan pembelajaran secara maksimal.
“Dan tentu untuk melakukan itu (pelaksanaan kurikulum protipe diperlukan persiapan-persiapan,” ujar Furqan, saat dihubungi ntbsatu.com, Senin 31 Januari 2022.
Furqan membeberkan mengenai persiapan yang diperlukan.
Pertama, para guru harus diberikan penguatan tentang penerapan kurikulum prototipe.
Kedua, sekolah harus diberikan kesempatan untuk menguji coba soal pelaksanaan kurikulum prototipe.
Selanjutnya, mengenai prosedur pelaksanaan kurikulum, saat ini tengah tengah diuji coba di berbagai sekolah penggerak.
Baik jenjang SMA dan sekolah pusat keunggulan jenjang SMK.
“Saat ini sedang berada di tahap uji coba implementasi,” ujarnya.
Mengenai kapan pelaksanaan kurikulum prototipe, Furqan memastikan bahwa tahun 2022 akan dimulai.
“Akan dimulai secara maksimal saat tahun ajaran baru (2022) ini dimulai. Karena, proses implementasinya sudah dimulai sejak tahun lalu,” ucap Furqan.
Apa dampak kurikulum yang terus berevolusi ini?
Furqan menjelaskan bahwa sekolah harus siap berimplementasi, harus pula siap menghadapi perubahan. Sekolah yang belum siap, boleh memilih sendiri kurikulum mana yang akan dipakai.
“Bagi sekolah yang sudah siap menjalankan itu (kurikulum prototipe, saya anjurkan untuk segera dijalankan. Bagi yang belum, silakan bebas memilih sendiri,” ungkap Furqan.
Di NTB sendiri, ada 25 sekolah yang sudah menguji coba kurikulum prototipe tersebut. Setelah menguji coba, sekolah-sekolah tersebut akan langsung menerapkan kurikulum yang sama. (GSR)