Mataram (NTBSatu) – SMPN 15 Mataram menargetkan menembus 15 besar UKBI milik Kemendikbudristek. Oleh karena itu, mereka menyiapkan berbagai hal untuk mewujudkan target tersebut.
Kepala SMPN 15 Mataram, Sri Wahyu Indriani alias Yayuk menegaskan, pihaknya telah melaksanakan Tes UKBI untuk kelas VII, VIII, dan IX. Ia mengharapkan, sekolahnya dapat masuk nominasi 15 besar.
Sebagai informasi, SMPN 15 Mataram pernah mendapatkan penghargaan sebagai salah satu dari 10 sekolah terbaik di Indonesia dalam melangsungkan UKBI 2022. Kemudian, tahun 2024, mereka menargetkan kembali untuk menjadi satu dari 15 sekolah terbaik di Indonesia dalam melangsungkan UKBI.
Saat ini, pelaksanaan UKBI di SMPN 15 Mataram telah mencapai 80 persen. Mereka tinggal melaksanakan simulasi UKBI yang pelaksanaannya mirip tes UKBI.
Bahkan, pihaknya telah memiliki tim UKBI. Tim tersebut dipimpin langsung oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Dewi Tutini Yulianti.
Dalam pelaksanaan UKBI, peserta yang ikut akan mencapai 50 orang. Namun, Yayuk akan menjaring kembali peserta sebanyak 25 orang dengan kategori unggul dan sangat unggul. Untuk 25 orang lainnya, ia akan memprioritaskan guru-guru bahasa Indonesia kategori P3K.
“Kami ingin mencari peserta dengan predikat istimewa, persis yang terjadi pada dua tahun lalu,” terang Yayuk.
Pihaknya juga ingin meningkatkan raihan literasi siswanya. Meskipun saat ini telah memasuki kategori hijau.
Tes UKBI

Bagi peserta didik SMP, tes UKBI akan memuat sesi membaca, mendengar, dan tes kaidah. Kini, Kantor Bahasa NTB telah menganggap SMPN 15 Mataram dapat melangsungkan UKBI secara mandiri. Sehingga, Kantor Bahasa NTB tidak perlu membantu kembali.
Hanya saja, Kantor Bahasa NTB masih akan membantu peserta UKBI yang berada dalam jalur khusus. Kemudian, peserta yang tidak tertampung dalam jalur khusus, Yayuk akan mengarahkan untuk menempuh jalur pendaftaran regular.
Pihaknya juga ingin agar sertifikat UKBI dapat menjadi pertimbangan untuk masuk SMA melalui jalur prestasi. Terlebih, siswanya telah menunjukkan kemampuannya dalam Tes UKBI.
Terakhir, Yayuk mengharapkan agar SMA bersedia mempertimbangkan sertifikat prestasi UKBI, tidak hanya sertifikat prestasi akademik maupun non akademik. Ia mengajak masyarakat untuk menganggap UKBI sama dengan tes TOEFL.
“Maka, kami sangat ingin agar SMA bersedia menerima siswa-siswi yang mendapatkan sertifikat unggul, sangat unggul, dan istimewa dalam tes UKBI,” tandas Yayuk. (*)