Mataram (NTB Satu) – Kanker payudara dan kanker leher rahim merupakan dua jenis kanker yang paling banyak dialami masyarakat Indonesia.
Dua jenis kanker ini memiliki angka kematian tinggi, yang umumnya dipengaruhi juga karena pendeteksian penyakit yang terlambat.
Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sepanjang 2019 sampai 2021 terdapat 2.827.177 perempuan usia 30-50 tahun yang telah menjalani dua jenis deteksi dini kanker tersebut.
Jumlah ini baru mencapai 6,83 persen dari sasaran nasional.
Baca Juga:
- Rektor Ummat Harap Peserta Yudisium Pascasarjana Jadi Penegak Hukum yang Bermanfaat
- Sidang Korupsi Dishub Dompu Tegang, Mantan Kadis Berani Murtad, Hakim Minta Jadikan Tersangka
- KPU Lombok Barat Santuni Anak Yatim, Wujudkan Tradisi Gerakan “Al-Ma’un”
- Terkenal ‘Licin’, Enam Pelaku Illegal Logging di Sumbawa Akhirnya Ditangkap Saat Beraksi
Adapun NTB menjadi provinsi dengan capaian deteksi dini kanker rahim dan payudara tertinggi ketiga nasional, yakni sebesar 23,22 persen.
Untuk itu, guna memasifkan kegiatan deteksi dini penyakit kanker serviks dan kanker payudara di NTB, Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr. H. Lalu Hamzi Fikri berharap agar layanan Posyandu di masing-masing desa menjadi pendeteksi awal kemunculan penyakit tersebut.
“Kalau kanker serviks ini bisa kita ketahui sejak awal, kita bisa langsung berikan penanganan supaya sel kanker itu tidak cepat menyebar,” terang Fikri kemarin.