Bima (NTBSatu) – Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, menerima kunjungan Duta Besar Republik Indonesia Indonesia (Dubes RI) untuk Uni Emirat Arab (UEA), Husen Bagis, di Pendopo Gubernur, pada Kamis, 3 April 2025.
Dalam pertemuan tersebut, Dubes Husen Bagis menyampaikan, pihaknya telah bertemu dengan calon investor yang tertarik mengembangkan Balai Latihan Kerja (BLK) di NTB.
Ia juga menyoroti tingginya permintaan tenaga kesehatan di UEA. Khususnya untuk perawat berpengalaman.
Sementara itu, Gubernur NTB menyambut baik peluang tersebut. Ia menegaskan komitmennya untuk menyiapkan tenaga perawat yang memiliki pengalaman kerja.
“Provinsi punya banyak rumah sakit. Nanti kita akan pakai rumah sakit itu untuk menambah pengalaman mereka,” terang Iqbal.
Selain membahas pengembangan tenaga kerja, Gubernur NTB juga menawarkan sejumlah sektor investasi di daerahnya, termasuk pertanian dan peternakan.
Namun, ia menekankan pentingnya pengelolaan ekosistem yang terintegrasi agar investasi yang masuk tidak menimbulkan permasalahan baru.
Guna memberikan rasa nyaman bagi para investor, mantan Duta Besar Indonesia untuk Turki ini juga merencanakan pembentukan perusahaan daerah yang akan turut serta dalam investasi strategis di NTB.
“Setiap investor yang masuk, kami akan masuk juga sahamnya pemda di situ, minoritas,” ungkap Iqbal.
Masuknya saham Pemda ini, tujuannya adalah untuk memberikan assurance kepada investor bahwa pemerintah ada di situ.
“Jadi kami masuk minoritas. Di semua investasi-investasi yang bagus, yang besar kami akan masuk kecil-kecil. Jadi masalah sosial kami yang urus, masalah perizinan kami yang urus. Mereka tinggal berbisnis saja gitu,” jelas gubernur.
Peluang Investasi di NTB pada Sektor Tambang
Gubernur juga memaparkan peluang investasi yang dapat digarap dengan keberadaan smelter di NTB. Ia menyebutkan, produk smelter, seperti tembaga dan asam sulfat, dapat dimanfaatkan untuk hilirisasi industri, termasuk dalam produksi kabel dan pupuk.
Di sektor pertambangan, gubernur juga menyoroti potensi investasi yang masih terbuka luas. Selain tambang emas baru di Batu Biru, PT Sumbawa Timur Mining (STM) masih membutuhkan investasi untuk mempercepat proses eksploitasi sumber daya yang telah dieksplorasi selama satu dekade terakhir.
“Kalau itu well manage, kalau pihak Dubai dan Abu Dhabi mau masuk itu sudah siap. Dia di Dompu itu sudah 10 tahun eksplorasi. Tiang (saya) sudah meninjau ke sana, tinggal menunggu proses eksploitasinya,” pungkasnya. (*)