BERITA LOKALLombok Timur

Hari Kartini, Momentum Pengingat Berdirinya NBDI Sebagai Pelopor Pendidikan Kaum Perempuan di Pulau Lombok

Lombok Timur (NTBSatu) – Masih dalam suasana Hari Kartini yang jatuh pada Minggu, 21 April 2024, Wakil Rektor Institut Agama Islam Hamzanwadi (IAIH) Pancor, Dr. H Abdul Hayyi Akrom, M.MPd., mengatakan, penting bagi masyarakat untuk mengambil inspirasi, spirit, dan pelajaran dari pendirian dan keberadaan Madrasah Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah (NBDI).

Madrasah yang didirikan 81 tahun silam oleh pahlawan nasional asal Nusa Tenggara Barat, TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid itu menjadi momentum kepeloporan dalam kemajuan kaum perempuan.

“NBDI menjadi pelopor kemajuan untuk perempuan, emansipasi perempuan, kesungguhan dalam perjuangan, kerja keras, tidak menyerah pada tantangan dan hambatan demi kemajuan bangsa,” kata Hayyi, Senin, 22 April 2024.

Sebagaimana diketahui, madrasah NBDI adalah sekolah pertama sebagai wadah pendidikan yang diperuntukan untuk kaum perempuan di Pulau Lombok. Madrasah NBDI sendiri sudah berdiri sejak 21 April 1943 silam.

Karena itu, lanjut Hayyi, 21 April menjadi bagian bersejarah bagi pendidikan kaum perempuan Indonesia. Sekaligus diperingati sebagai hari emansipasi perempuan yang disematkan pada hari lahirnya Raden Ajeng Kartini di Jepara, Jawa Tengah.

IKLAN
Berita Terkini:

Menurut Hayyi, NBDI sendiri didirikan untuk memberikan pendidikan secara maksimal bagi kaum perempuan ketika itu. “Karena itu, lahirnya NBDI adalah realisasi kejeniusan TGKH. Zainuddin Abdul Madjid yang kemudian menjadi kesadaran dan gerakan kolektif partisipasi perempuan di Indonesia,” ucapnya.

Ia menjelaskan, pada saat pendirian NBDI, kaum perempuan tidak memiliki ruang untuk menuntut ilmu dan masih jauh dari ilmu pengetahuan dan pendidikan. Pendidikan masih menjadi barang mewah dan hanya bagi kaum lelaki.

Situasi itu menjadi kegelisahan tersendiri bagi ulama Zainuddin Abdul Madjid. Di tengah keadaan yang masih penuh keterbatasan, di mana bangsa Indonesia belum merdeka, sosok ulama besar ini menjadi pelopor pendirian madrasah pertama untuk kemajuan pendidikan kaum perempuan.

Ujian dan tantangan pendirian NBDI tidak hanya datang dari kaum penjajah, namun juga datang dari kelompok bangsanya sendiri. Bahwa banyak tokoh agama kala itu memandang pendirian madrasah khusus untuk perempuan adalah sesuatu yang tabu.

“Tapi TGKH. Zainuddin Abdul Madjid sama sekali tidak gentar dengan segala rintangan dan hambatan yang datang. Malah semakin kokoh dan bersemangat memberikan pendidikan terbaik bagi kaum perempuan,” ujarnya.

Mengingat pendirian NBDI 81 tahun silam, Abdul Hayyi mengajak semua lapisan masyarakat untuk mengambil inspirasi dan spirit dari kepeloporan pendirian NBDI untuk bersama sama memajukan Tanah Air. (MKR)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button