Ekonomi Bisnis

Harga Cabai Rawit Meroket, Biang Utama Inflasi NTB Maret 2025

Mataram (NTBSatu) – Inflasi year on year (y-on-y) Provinsi NTB pada Maret 2025 tercatat sebesar 1,15 persen. Dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,97.

Kenaikan harga sejumlah komoditas menjadi pemicu utama inflasi, dengan cabai rawit sebagai penyumbang tertinggi.

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatat inflasi y-on-y sebesar 1,56 persen. Lalu, cabai rawit sendiri memberikan andil inflasi tertinggi sebesar 0,44 persen.

Komoditas lainnya yang turut menyumbang inflasi antara lain ikan teri (0,14 persen), sigaret kretek mesin (0,11 persen). Serta, bawang merah (0,11 persen).

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, Wahyudin menjelaskan, lonjakan harga cabai rawit menjadi pemicu utama inflasi bulan Maret.

IKLAN

“Inflasi month to month (m-to-m) NTB tercatat sebesar 2,04 persen dan inflasi year to date (y-to-d) sebesar 0,87 persen. Cabai rawit memberikan kontribusi signifikan terhadap inflasi bulan ini,” ujarnya Selasa, 8 April 2025.

Sementara, inflasi y-on-y tertinggi terjadi di Kota Mataram sebesar 1,5 persen (IHK 107,92). Kemudikan, Kota Bima 1,04 persen (IHK 107,52), dan terendah di Kabupaten Sumbawa 0,68 persen (IHK 108,37).

Sejak awal tahun, harga cabai rawit di NTB mengalami lonjakan tajam. Pada Januari, harganya sudah menyentuh lebih dari Rp80.000 per kilogram.

Saat memasuki akhir Februari menjelang Ramadan, harga terus naik hingga mencapai Rp120.000 per kilogram di Pasar Kebon Roek, Kota Mataram.

Kondisi memuncak pada awal Maret 2025. Ketika harga cabai rawit merah di beberapa wilayah NTB bahkan menembus di atas Rp200.000 per kilogram.

Meski sempat mereda di akhir Maret, harga cabai kembali meningkat pasca Lebaran. Per 5 April 2025, harga cabai rawit merah di Kota Mataram masih bertahan tinggi di kisaran Rp125.000 per kilogram. Di Kabupaten Bima, harga bahkan melonjak hingga Rp160.000 per kilogram pada H+4 Lebaran.

“Kondisi ini menunjukkan bahwa tekanan harga belum sepenuhnya mereda dan berpotensi terus memengaruhi inflasi di bulan berikutnya,” pungkas Wahyudin. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button