Mataram (NTB Satu) – Fenomena anak muda yang menyiksa orang lain mendapat sorotan dari Tokoh Nasional TGB HM Zainul Majdi. Hal tersebut disampaikan saat halal bi halal dengan Civitas Akademika Istitut Agama Islam Hamzanwadi (IAIH) NWDI Pancor, Kabupaten Lombok Timur.
TGB yang juga Rektor IAIH mengatakan, satu Indonesia sempat dibuat heboh dengan anak muda yang menganiaya pemuda lain hingga koma.
“Ada fenomena anak muda ganas-ganas. Penganiayaan demi penganiayaan,” katanya di IAIH NWDI, Pancor, Lombok Timur, Kamis (27/4).
Kasus yang dimaksud TGB ini berkaitan dengan putra seorang pegawai Dirjen Pajak yang menganiaya putra pengurus GP Ansor hingga koma. Persoalan awal dipicu oleh aduan seorang anak perempuan.
Yang terbaru, kata Ketua Harian Nasional Partai Perindo ini, penganiayaan yang dilakukan anak muda malah ditonton bapaknya.
“Ini semakin aneh, anaknya menyiksa bapaknya menonton. Ada orang mau menghentikan dihalangi,” ujarnya.
“Ini bapaknya menonton dan memberikan motivasi,” sambungnya.
Doktor Ahli Tafsir Alquran ini melanjutkan, kejadian tersebut dapat diterjemahkan ketika belajar psikologi sekuler, pasti prilaku didiagnosa sebatas materi. Artinya yang dapat diobservasi.
“Anak itu menjadi kasar karena kurang diasuh orang tuanya. Kasar karena orang tuanya suka mengucapkan kata kasar, anak melihat orang tuanya kasar, psikologi ,” bebernya.
TGB melanjutkan, bila merujuk yang disampaikan oleh Syeikh Abdul Jailani. Penyakit kehidupan masuk dari tiga perkara. Pertama dari tabiat yang rusak. Kedua, kebiasaan yang ditetapkan. Ketiga, pertemanan yang buruk. Tabiat yang rusak itu adalah makanan yang haram.
“Psikologi barat tak menyampaikan hal ini, dalam Islam aspek ini kuat,” bebernya.
Publik di Indonesia memang lagi-lagi dibuat heboh dengan seorang anak muda yang menghajar rekannya. Disaat peristiwa tersebut berlangsung, ayah pelaku yang merupakan perwira polisi hanya menonton tanpa melerai.
Video penganiayaan ini pun viral di media sosial hingga berujung pada pencopotan jabatan perwira polisi tersebut dan penetapan tersangka pada pelaku penganiayaan. (HAK)
Lihat juga:
- Ketua Dekranasda NTB Ajak Mahasiswa STKIP Taman Siswa Bima Jadi Wirausaha Kreatif dan Bermental Kuat
- Begini Kesaksian Satu-satunya Penumpang Selamat Kecelakaan Pesawat Air India
- Komisi III DPRD NTB Belum Pastikan Soal Pemanggilan Pansel Bank NTB Syariah
- Kisah Haru Keluarga Dokter Pratik Joshi, Swafoto Terakhir Sebelum Tragedi Air India
- Unram Kirim Empat Mahasiswa Magister Peternakan Belajar Penyamakan Kulit di Tiga Kampus Eropa
- Segini Gaji Firman Shantyabudi, Anak Try Sutrisno yang Jadi Direktur MIND ID