BERITA LOKALBERITA NASIONAL

PKL di Arena MXGP Lombok Berharap Lokasi Jualan Lebih Strategis

Mataram (NTBSatu) – Hari pertama gelaran MXGP Seri II Sabtu, 6 Juli 2024, para pedagang kaki lima (PKL) mengeluhkan kondisi dagangan mereka yang minim pembeli. Pedagang di arena MXGP Selaparang berharap mendapat lokasi lebih strategis.

Hingga sore hari mayoritas pedagang bahkan mengaku belum menjual setengah stok jualan yang mereka bawa. Hal ini terjadi lantaran lokasi tempat para pelapak berjualan, sedikit pengunjung yang singgah karena kurang strategisnya posisi lapak.

“Dari Minggu lalu sepi di sini, hanya sedikit yang beli, paling orang-orang sini saja. Atau orang yang kebetulan lewat,” kata Laela, pedagang kaki lima yang berjualan makanan dan minuman kemasan di areal parkir luar Sirkuit Selaparang, Sabtu, 6 Juli 2024.

Laela mengatakan, pihak panitia memang menertibkan para PKL dengan memberikan ruang berjualan di area parkir luar Sirkuit Selaparang. Sebab tahun lalu mereka berjualan di sepanjang jalan menuju sirkuit yang menyebabkan situasi saat itu macet dan kumuh.

Akan tetapi para PKL merasa mendapat lokasi yang kurang strategis dan sangat jauh dari tempat utama acara yang notabenenya ramai pengunjung.

IKLAN

“Nah, ini lokasi kita nyempil begini siapa yang perhatikan?,” ujarnya.

Pengunjung hanya lalu lalang dari vaneu. Pengunjung dari area parkir juga mengarah langsung ke dalam.

“Jadinya kita tidak kebagian apa-apa,” keluhnya.

Minta Tempat Lebih Strategis

mxgp lombok
Tenda UMKM yang berada di luar area atau sebelum pintu masuk MXGP 2024 seri 11 di Sirkuit Selaparang, Kota Mataram. Foto: Zhafran Zibral

Senada dengan Laela, Miftah pedagang kaki lima yang berjualan cilok kuah mengatakan dagangnya belum banyak terjual karena sepi pembeli. Bahkan pembelinya adalah para PKL lain yang juga berjualan di area tersebut.

“Ini baru dapat jualan beberapa mangkok. Setengah stok yang saya bawa juga belum habis. Jadinya karena sepi, kita saling beli aja dah ini,” ungkapnya.

Ketika ia hitung, pendapatannya hanya mampu untuk menutupi modal yang ia keluarkan. Belum lagi berkurang dengan biaya keamanan dan kebersihan yang bebannya sebesar Rp25.000 sampai Rp35.000 kepada para PKL. Sehingga pada akhirnya ia merugi.

“Rugi kalau sampai besok situasinya masih sama. Besok kan penutupan, semoga lebih ramai lagi yang datang kemari,” harapnya. (STA)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button