Mataram (NTBSatu) – Penduduk Indonesia termasuk golongan yang rentan jika terjadi krisis air tak terbendung. Saat yang sama, Indonesia sebagai negara agraria termasuk dalam 500 juta penduduk yang berprofesi sebagai petani. Dan jumlah itu, masuk dalam kelompok yang sedang rentan alami dampak kekeringan.
Hal itu digambarkan Jokowi saat menyampaikan pidato pembukaan World Water Forum di Bali International Convention Center Nusa Dua, Senin 20 Mei 2024.
Menurut Jokowi, Indonesia dan negara negara yang penduduknya berprofesi sebagai petani masuk dalam kelompok rentan. “Ada 500 juta petani dunia, diprediksi paling rentan alami kekeringan. Tanpa air tidak ada makanan, tidak ada perdamaian, tidak ada kehidupan,” kata presiden RI ke-7 itu.
Karena itu, ia mengajak masyarakat dunia agar mengelola tiap tetes air dengan baik. ”Too much water” maupun ”too little water,” ungkap Jokowi.
Sebagai gambaran, 65 persen kontur Indonesia adalah air. Sejalan dengan itu, Indonesia kaya akan kearifan lokal dalam mengelola air. Baik sepanjang garis pantai, sungai dan danau.
“Masyarakat punya nilai budaya. Salah satunya pengairan Subak di Bali yang dipraktikkan sejak abad ke 11 dan diakui sebagai warisan budaya dunia,” ungkap Presiden.
Air adalah salah satu sumber kemuliaan. Mengandung nilai budaya dan harus dikelola bersama. Hal ini sejalan dengan tema air bagi kemakmuran bersama.
Lanjut Jokowi, air bisa dimaknai dengan tiga prinsip dasar. Pertama, untuk tujuan menghindari persaingan, mengedepankan pemerataan kerja sama dan inklusif, ketiga menyokong perdamaian dan kemakmuran bersama.
“Ketiganya dapat dimaknai dengan kata kunci, yaitu kolaborasi,” tegasnya.
Tidak sekedar mendorong komitmen. Di Indonesia, kata Jokowi, kolaborasi sudah diimplementasikan dalam pengelolaan sungai Citarum, serta pengembangan energi hijau berupa solar panel terapung di Wduk Cirata. Waduk terbesar di Asia tenggara dan ketiga di dunia.
Karena itu melalui perkumpulan dalam wadah Forum Air Dunia itu, Indonesia mengajak dunia bergandengan tangan dalam komitmen dan kolaborasi.
Pada kesempatan itu, Jokowi sempat memperkenalkan Prabowo Subianto sebagai presiden baru. Pemimpin yang punya komitmen untuk menjaga keseimbangan air.
Diakhir pidatonya, Jokowi menegaskan, air adalah keseimbangan dan harmonisasi. “Namun jika tidak dikelola dengan baik, maka jadi sumber bencana,” tutupnya.
World Water Forum ke 10, diikuti sekitar delapan kepala negara dan 105 Kementerian, dari total 35 negara negara peserta forum. Event ini menjadi kehormatan bagi Indonesia karena satu satunya yang ditunjuk sebagai tuan rumah di Asia tenggara.

Pantauan langsung NTBSatu, tamu tamu kenegaraan mulai tiba Pukul 09.00 Wita di Bali Nusa Dua Convention Center 1, Kawasan Pariwisata Nusa Dua Lot NW/1, Benoa, Kecamatan Kuta
Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Sementara aparat keamanan dari berbagai unsur, seperti TNI dan Polri melakukan penjagaan ketat di sekitar area pertemuan. Ratusan delegasi negara negara, termasuk dari Indonesia, berkumpul di Gedung Uluwatu Convention Center. (HAK)