Lombok Utara

Lama Tak Terdengar, Bagaimana Kabar Global Hub Bandar Kayangan ?

Mataram (NTB Satu) – Cukup lama tidak terdengar rencana pembangunan Global Hub Bandar Kayangan di Kabupaten Lombok Utara (KLU). Ternyata izin lokasi pengembangan Global Hub Bandar Kayangan dinyatakan sudah berakhir pada 2021. Pemprov NTB saat ini tengah menunggu kabar baik perpanjangan izin yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Provinsi NTB H. Moh. Rum di ruang kerjanya, Senin 31 Januari 2022 kemarin menerangkan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Prof. Son Diamar, Ketua Tim Inisiator Global Hub Bandar Kayangan terkait hal ini.

“Izin lokasi atau sekarang disebut KKPR (Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang) sudah berakhir. Tapi di pusat katanya tengan proses perpanjangan izin. Saya rasa sekelas pak Son Diamar, tidak susahlah menyelesaikan perpanjangan izin-izinnya,” kata Rum.

Global Hub Bandar Kayangan adalah mimpi besar Pemprov NTB. tahun 2017 lalu, pemerintah sudah menetapkan Bandar Kayangan sebagai kawasan andalan nasional. Penetapan tersebut berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 13 Tahun 2017 tentang Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) nasional.

Dengan penetapan ini, tidak perlu lagi revisi tata ruang di tingkat daerah. Sekaligus memberi payung hukum yang legal bagi masuknya arus investasi ke dalam Bandar Kayangan.

IKLAN

Rum menjelaskan, pemerintah daerah di masa TGH. M. Zainul Majdi memiliki semangat atau mimpi untuk menjadikan NTB sebagai pusat global hub di sektor maritim. Karena sudah sepantasnya NTB sebagai provinsi kepulauan memiliki kota pelabuhan terpadu berkelas dunia sebagai ikon kemajuan sektor maritim Indonesia di masa depan.

Bandar Kayangan digadang-gadang akan lebih besar Batam, dan tidak kalah hebat dari Singapura. Lokasinya persis di kaki Gunung Rinjani yang dilingkari kawasan pesisir, hingga jejeran perbukitan dengan luas kawasan sampai 7.000 hektar.

Bandar Kayangan sangat strategis, karena berada pada jalur pelayaran internasional Selat Lombok. Jalur ini adalah jalur pelayaran dunia yang kian ramai dilalui kapal-kapal besar dari berbagai belahan dunia.

“Di Singapura, sebagai hub pelabuhan internasional dan bertemunya aktifitas ekonomi internasional sudah padat. Sehingga diperlukan alternatif lain. Alternatif itulah Bandar Kayangan. Lombok bisa lebih besar dan lebih hebat dari Singapura bila Bandar Kayangan terwujud,” kata Rum.

Untuk mewujudkannya, estimasi investasi mencapai Rp 350 triliun. Untuk membangun kota baru, sekaligus infrastruktur-infrastruktur pendukung lainnya. Rum menambahkan, kebutuhan investasi ini memang tidak kecil. Namun dengan masuknya berbagai sumber investor, menurutnya menjadi sesuatu yang bukan mustahil diwujudkan.

“Meskipun masih dalam proses perpanjangan izinnya. Kita tetap tawarkan Global Hub kepada semua calon-calon investor. Dan tiba-tiba ada yang ingin masuk, investor dari Azerbaijan yang mau bangun pabrik tepung berbahan baku Jagung,” imbuhnya.

Bandar Kayangan menggunakan skema kerjasama tiga pihak. Investor, Pemprov NTB dan Pemkab Lombok Utara. Dan Bandar Kayangan dirancang dengan pendekatan partisipatif, melibatkan masyarakat lokal sebagai pemilik lahan. Selain mendapatkan keuntungan dari lahan yang disewakan, masyarakat lokal akan terlibat langsung didalamnya.

Tahapan Pembangunan Bandar Kayangan telah dimulai pada 2017 dalam bentuk cetak biru pengembangan kawasan. Diperkirakan setidaknya butuh waktu 20 – 30 tahun untuk melengkapi keseluruhan infrastruktur pendukung.
Zonanya dirancang untuk zona kawasan pelabuhan bebas, zona industri, kawasan hunian, dan kawasan pusat perniagaan.(BKL)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button